Liputan6.com, Idlib - Serangan udara telah menewaskan sedikitnya 11 orang di Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak pada hari Minggu, lapor para pekerja penyelamat dan pemantau perang.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan bahwa serangan udara pemerintah Suriah menewaskan enam orang, termasuk seorang anak, di desa Urum al-Jawz di provinsi Idlib barat, sementara empat lainnya, termasuk dua anak tewas dalam penggerebekan di Kfarouma di selatan provinsi itu.
Di saat bersamaan, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Senin (22/7/2019), serangan udara Rusia menewaskan seorang sukarelawan pertahanan sipil Helm Putih, yang diidentifikasi sebagai Anas al-Dyab di kota Khan Sheikhoun.
Advertisement
Baca Juga
Kelompok Helm Putih, yang namanya merujuk pada helm keselamatan yang digunakan para anggotanya, mengatakan sangat berduka atas kematian salah seorang rekannya tersebut.
"Dia (almarhum Anas) adalah seorang sukarelawan dan aktivis media yang sangat berjasa bagi Pusat Pertahanan Sipil di Idlib," tulis kelompok itu dalam sebuah unggahan Twitter.
Seorang wartawan kantor berita AFP melihat teman-teman dan keluarga Anas berkumpul untuk mengantarkan sang alamrhum ke liang pemakaman.
Ibu dan ayahnya --sesama jurnalis warga setempat-- dan petugas penyelamat menyaksikannya dimakamkan di kota Idlib, alih-alih di kota kelahirannya karena jalur yang terhalang serangan bom terus-menerus oleh pemerintah Suriah.
Serangan Bom Ditingkatkan Sejak Akhir April
Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dan Rusia telah meningkatkan serangan bom mematikan mereka di Idlib sejak akhir April.
Hal itu terus berlangsung meski ada kesepakatan zona penyangga sejak September lalu, guna melindungi wilayah yang dihuni oleh sekitar tiga juta orang dari serangan militer besar-besaran.
SOHR mengatakan insiden hari Minggu meningkatkan jumlah warga sipil yang terbunuh oleh pemerintah Suriah --atau pemboman Rusia-- di barat laut menjadi 682 sejak serangan dimulai.
Dikatakan 53 warga sipil telah tewas oleh serangan pemberontak di daerah-daerah yang dikuasai negara pada periode yang sama.
Sekitar 1.500 anggota pasukan di kedua sisi telah terbunuh dalam periode yang sama, tambahnya.
Simak video pilihan berikut:
Advertisement