Ahli: Anak yang Main Kotor Akan Lebih Tahan Bakteri Sewaktu Dewasa

Terkadang, orangtua memarahi anaknya apabila main tanah dan lumpur. Sebab, dianggap kotor dan sulit untuk dibersihkan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 26 Jul 2019, 19:40 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2019, 19:40 WIB
Ilustrasi anak marah (Foto: iStock)
Ilustrasi anak marah (Foto: iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak dari kita yang mengingat kejadian masa kecil sebagai kenangan indah. Pada masa itu kita hanya mengenal main, makan dan tidur. Segala hal dilakukan guna melampiaskan rasa penasaran.

Salah satu kegiatan masa kecil yang kerap diingat oleh sebagian orang adalah main kotor alias main lumpur atau pasir dan tanah.

Terkadang, orangtua memarahi anak apabila main tanah dan lumpur. Sebab, dianggap kotor dan sulit untuk dibersihkan.

Belum lagi bahaya penyakit yang muncul dan jadi kekhawatiran para ibu. Namun, menurut peneliti anak kecil yang main lumpur akan tumbuh sehat sewaktu dewasa.

Dikutip dari laman Brightside.me, Jumat (26/7/2019) seorang penulis bernama Richard Louv mewawancarai sekitar 3.000 keluarga dan menanyakan kondisi anak mereka.

Setelah beberapa percakapan dengan anak-anak, ia menyimpulkan bahwa banyak yang sebenarnya tidak diperbolehkan main di ruang terbuka. Mereka lebih suka berada di rumah, dihibur oleh teknologi.

"Anak-anak kita banyak yang terputus dari alam dan sejarah," ujar Louv.

Louv dan dokter anak Maria Júlia Carvalho bersikeras bahwa anak-anak perlu berhubungan dengan mikroorganisme yang ditemukan di tanah dan rumput untuk membantu mengembangkan sistem kekebalan tubuh mereka dengan baik.

Memang, membersihkan diri dari lumpur dan kotoran lain sangat menyebalkan. Tetapi, anak akan menemuykan kesenangan.

Carvalho mengatakan bahwa bersentuhan dengan bakteri terkadang mendukung perkembangan sistem kekebalan tubuh anak.

Dengan cara ini, di masa depan, mereka akan dapat melindungi dan mempertahankan diri mereka terhadap penyakit dan alergi dengan lebih baik.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kreativitas Anak

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Richard Louv juga menambahkan bahwa kegiatan di luar ruangan mendorong kreativitas, meminimalkan stres dan depresi, dan memungkinkan perkembangan kognitif yang lebih luas.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology, anak-anak yang hidup dan tumbuh dengan hewan peliharaan seperti anjing dan kucing sejak usia dini cenderung tidak mengembangkan alergi.

Anak-anak ini hidup di antara tingkat endotoksin yang konstan, sejenis bakteri yang ada dalam debu dan lingkungan yang akhirnya memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka.

Menurut definisi yang diberikan oleh sistem kesehatan untuk anak-anak yang dikenal sebagai KidsHealth, sistem kekebalan adalah yang pada akhirnya melindungi orang dari penyerbu eksternal seperti kuman dan bakteri yang dapat mengancam kesehatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya