Kekeringan Bikin Lebih dari 2 Juta Orang di Zimbabwe Kelaparan

Lebih dari dua juta orang di Zimbabwe dilaporkan terancam kelaparan akibat kekeringan yang meluas.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 08 Agu 2019, 08:31 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2019, 08:31 WIB
Supermarket di Zimbabwe mengalami kelangkaan bahan pangan akibat inflasi tinggi (AP/Tsvangirayi Mukwazhi)
Supermarket di Zimbabwe mengalami kelangkaan bahan pangan akibat inflasi tinggi (AP/Tsvangirayi Mukwazhi)

Liputan6.com, Harare - Laporan terbaru oleh Program Pangan Dunia (WFP) menunjukkan lebih dari dua juta orang warga Zimbabwe berada di puncak "kelaparan" akibat bencana alam dan juga konflik internal.

Oleh karenanya, WFP mengajukan permohonan bantuan senilai US$ 331,5 juta (sekitar Rp 4,7 triliun) untuk membantu Zimbabwe pulih dari kekeringan yang menghancurkan.

Direktur eksekutif WFP, David Beasley, mengatakan pada hari Selasa bahwa 2,3 juta orang di pedesaan Zimbabwe berada dalam "kondisi darurat krisis, dan membutuhkan bantuan makanan sekarang.

"Kami berbicara tentang orang-orang yang benar-benar sedang menuju kelaparan jika kami tidak di sini untuk membantu mereka," kata Beasley, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (8/8/2019).

"Kita menghadapi kekeringan yang tidak pernah kita lihat dalam waktu lama," tambahnya prihatin.

Kekeringan yang disebabkan oleh El Nino memotong panen jagung hingga setengahnya, dan Presiden Emmerson Mnangagwa telah menyatakannya sebagai bencana nasional Zimbabwe.

Ironisnya lagi, kekeringan terjadi ketika warga Zimbabwe mengalami krisis ekonomi yang parah, di mana harga bahan pokok seperti gula, minyak goreng dan beras naik lebih dari dua kali lipat sejak Juni.

Kondisi tersebut meningkatkan inflasi Zimbabwe hingga lebih dari 175 persen.

 

Jumlah Kasus Kelaparan Berisiko Meningkat

Ilustrasi Bendera Zimbabwe (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi Bendera Zimbabwe (iStockphoto via Google Images)

Jika tidak segera teratasi, masih menurut Beasley, kemungkinan mereka yang membutuhkan bantuan darurat di pedesaan Zimbabwe akan meningkat menjadi 5,5 juta pada tahun depan.

Pemerintah Zimbabwe memperkirakan 2,2 juta orang di daerah perkotaan juga membutuhkan bantuan pangan, sehingga totalnya menjadi 7,7 juta, lebih dari setengah populasi negara itu.

Adapun dana yang diajukan WFP akan digunakan untuk bantuan pangan, penyediaan air bersih dan sanitasi, serta pemberian uang tunai kepada keluarga yang terkena dampak.

Selain kekurangan makanan, permohonan WFP juga menargetkan kebutuhan kemanusiaan para korban Topan Idai, yang merobek-robek bagian Zimbabwe timur, awal tahun ini.

Topan itu, yang juga menghancurkan sebagian dari Mozambik dan Malawi, berdampak pada 570.000 warga Zimbabwe.

Seruan Presiden Zimbabwe

Presiden Emmerson Mnangagwa berhasil memenangkan pemilu presiden Zimbabwe, yang merupakan pertama kalinya pasca-pemerintahan diktator Robert Mugabe. (AFP)
Presiden Emmerson Mnangagwa berhasil memenangkan pemilu presiden Zimbabwe, yang merupakan pertama kalinya pasca-pemerintahan diktator Robert Mugabe. (AFP)

Presiden Mnangagwa, dalam sebuah twit pada hari Rabu, menyerukan tindakan segera dari komunitas internasional untuk membantu Zimbabwe menangani "Topan Idai yang menghancurkan dan kekeringan yang disebabkan oleh El Nino".

Mnangagwa mengambil alih dari pemimpin lama, Robert Mugabe, setelah kudeta militer pada November 2017.

Dia memenangkan pemilu yang disengketakan tahun lalu, berjanji untuk menghidupkan kembali ekonomi yang telah jatuh, menciptakan lapangan kerja, menarik investasi asing, serta mengubah negara itu menjadi ekonomi berpenghasilan menengah pada 2030.

Namun, belum ada satupun janji Mnangagwa yang terealisasikan.

Zimbabwe juga mengalami pemadaman listrik terburuk dalam tiga tahun, sebagian karena kekeringan telah mengurangi ketinggian air di PLTA terbesar di negara itu, Kariba.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya