Liputan6.com, Harare - Pengadilan di Zimbabwe menghadirkan tiga orang yang dituduh mencuri sebuah koper milik mantan presiden negara itu, Robert Mugabe, di mana di dalamnya berisi penuh dengan uang tunai senilai US$ 150.000, atau setara Rp 2,1 miliar.
Para pencuri, menurut otoritas hukum Zimbabwe, diduga menghabiskan uang tunai tersebut untuk membeli mobil, rumah, dan hewan ternak, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Jumat (11/1/2019).
Salah seorang kerabat Mugabe termasuk di antara ketiga tersangka, yang diduga memiliki kunci rumah pedesaan milik sang mantan diktator di Zvimba, dekat ibu kota Harare. Dia dituduh memberikan akses ilegal kepada orang asing.
Advertisement
Baca Juga
Sementara dua tersangka lainnya, diketahui bekerja sebagai petugas kebersihan yang mendatangi rumah pedesaan Mugabe, saat kasus pencurian yang diduga terjadi antara 1 Desember dan awal Januari.
"Johanne Mapurisa membeli sebuah sedan Toyota Camry ... dan sebuah rumah seharga US$ 20.000 (setara Rp 281 juta) setelah pencurian tersebut," kata Teveraishe Zinyemba, jaksa penuntut umum di pengadilan Chinhoyi.
"Saymore Nhetekwa juga membeli mobil Honda ... dan beberapa hewan ternak, termasuk babi dan sapi, dalam jumlah yang tidak diungkapkan," lanjutnya menjelaskan.
Tidak jelas disebutkan apakah Mugabe ada di rumah pedesaannya saat pencurian terjadi.
Ketiga tersangka telah dibebaskan dengan jaminan, namun kantor berita AFP melaporkan bahwa ada satu pelaku lain yang masih buron. Polisi Zimbabwe masih terus mencarinya.
Simak video pilihan berikut:
Dolar AS Sangat Dihargai di Zimbabwe
Robert Mugabe, sekarang berusia 94, dipaksa turun dari jabatan kepresidenan oleh militer Zimbabwe pada 2017 lalu.
Hingga saat itu, ia telah berkuasa selama 37 tahun, pertama sebagai perdana menteri dan kemudian sebagai presiden.
Selain terkenal dengan pernyataan bahwa suatu negara tidak pernah bisa bangkrut, Mugabe juga dituding sengaja menikmati gaya hidup mewah di tengah keruntuhan ekonomi Zimbabwe.
Sementara itu, mata uang dolar Amerika Serikat sangat dihargai di Zimbabwe.
Secara teori, pengeluaran "nota obligasi" bank lokal sama dengan mata uang AS, tetapi pada kenyataannya justru dolar AS lah yang "lebih berkuasa".
Sejak mengundurkan diri, Mugabe dikabarkan mengalami kesulitan berjalan dan menghabiskan waktu berbulan-bulan dalam menjalani perawatan medis di Singapura.
Advertisement