Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan pernah beberapa kali mengusulkan kepada pejabat senior Keamanan Dalam Negeri dan keamanan nasional-nya agar mereka mempertimbangkan menggunakan bom nuklir untuk mencegah badai yang menghantam Amerika Serikat.
Kabar itu dibocorkan oleh seorang sumber yang mendengar komentar pribadi presiden dan mengetahui notulensi pertemuan Dewan Keamanan Nasional, outlet media online AS, Axios melaporkan, dikutip pada Selasa (27/8/2019).
Namun, Trump telah membantah informasi tersebut, menyebutnya sebagai "berita palsu."
Advertisement
Kabar itu mencuat ketika dalam sebuah pengarahan di Gedung Putih mengenai bencana badai, Trump dikabarkan mengajukan ide, "mengapa kita tidak me-nuklir-nya (badai) saja?" ujar sang presiden sebagaimana dikutip oleh seorang sumber anonim.
Baca Juga
"'Mereka (badai itu) mulai terbentuk di lepas pantai Afrika. Saat mereka bergerak melintasi Atlantik, kita jatuhkan bom di pusat badai dan (berharap) itu (nuklir) akan mengacaukannya. Mengapa kita tidak bisa melakukan itu?'," tambah sumber itu, mengutip pernyataan presiden.
Ditanya bagaimana pejabat terkait di dalam ruangan bereaksi atas ide Trump, sumber itu menjawab sang presiden dengan komentar, "Pak, kita akan mempertimbangkannya."
Trump, lanjut sumber itu, bersikeras dalam pengarahan agar idenya tersebut dipertimbangkan dengan serius, bahkan benar-benar digunakan pada badai yang akan menghantam AS.
"Kami semua terkejut," kenang sumber itu.
"Hening, namun orang-orang takjub. Setelah pertemuan berakhir, kami berpikir, 'Apa-apaan ---? Apa yang kita lakukan dengan (ide) itu?'"
Presiden Donald Trump juga mengemukakan gagasan serupa dalam percakapan lain dengan seorang pejabat senior pemerintahan.
Sebuah notulensi pertemuan Dewan Keamanan Nasional (NSC) tahun 2017 menjelaskan percakapan di mana Trump bertanya apakah pemerintah harus mengebom badai untuk menghentikan mereka sebelum menghantam AS.
Sebuah sumber yang memahami isi tentang notulensi pertemuan NSC mengatakan bahwa presiden tidak menyebutkan kata "nuklir"; namun berbicara tentang opsi pemboman badai --sumber lain menambahkan.
Sumber-sumber itu mengatakan bahwa gagasan "mengebom topan" dari Donald Trump, yang ia kemukakan pada awal tahun pertama masa kepresidenannya, tidak dikabulkan oleh pejabat manapun dan tidak pernah memasuki proses kebijakan formal.
Simak video pilihan berikut:
Respons Trump: Itu Berita Palsu!
Presiden Donald Trump telah menyebut laporan itu "konyol" dalam tweet pada Senin 26 Agustus 2019 pada sela-sela KTT G7. Dia menambahkan, "Aku tidak pernah mengatakan (hal) itu. Tak lebih dari BERITA PALSU!"
Sementara itu, seorang pejabat senior di Gedung Putih mengatakan, "Kami tidak mengomentari diskusi pribadi yang mungkin atau mungkin tidak dilakukan presiden dengan tim keamanan nasionalnya."
Seorang pejabat senior pemerintahan yang berbeda, yang pernah ikut menerima pengarahan tentang saran pemboman topan dari sang presiden, membela gagasan Trump dan mengatakan itu bukan alasan yang buruk.
"Tujuannya - untuk mencegah badai agar tidak menghantam daratan - itu tidak buruk," kata pejabat itu. "Tujuannya tidak buruk."
"Apa yang dilakukan orang dekat presiden adalah mereka mengatakan 'Saya suka seorang presiden yang mengajukan pertanyaan seperti itu, yang bersedia mengajukan pertanyaan sulit.' ... Dibutuhkan orang-orang kuat untuk menanggapinya dengan cara yang benar ketika hal-hal seperti ini muncul. Saya tidak khawatir ketika mendengarnya, tetapi, saya pikir mungkin seseorang akan menggunakan ini untuk merangsang narasi 'presiden gila' pada lain kesempatan."
Advertisement
Bukan Gagasan Baru dan Bukan Ide yang Bagus
Presiden Trump bukan orang pertama yang mencetuskan gagasan itu.
Ide untuk meledakkan bom nuklir di atas mata angin topan demi menangkal arus konveksi di daratan dapat ditelusuri hingga ke era Presiden Dwight Eisenhower, tepatnya dicetuskan oleh para ilmuwan pemerintah AS saat itu.
Gagasan terus muncul kembali di publik meskipun para ilmuwan sepakat bahwa cara tersebut tidak akan berhasil.
Namun, gagasan itu terlanjur telah menjadi legenda dan dicetuskan kembali pada era kepresidenan berbeda. Sampai-sampai, pemerintah mesti turun tangan menangkal gagasan yang berubah jadi mitos tersebut.
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), badan pemerintah AS yang memperkirakan perubahan cuaca dan lautan, menerbitkan lembar fakta online untuk publik berjudul "Tropical Cyclone Myths Page" yang ditunjukkan untuk menangkal mitos tersebut.
Halaman tersebut menyatakan: "Terlepas dari kenyataan bahwa ide itu mungkin bahkan tidak mengubah badai, pendekatan tersebut mengabaikan masalah bahwa bom radioaktif yang dilepaskan akan cukup cepat bergerak mempengaruhi area di darat dan menyebabkan masalah lingkungan yang menghancurkan. Tak perlu dikatakan, ini bukan ide yang bagus."