Polisi Prancis Hancurkan Virus yang Merusak Hampir Sejuta Komputer

Virus yang merusak hampir satu juta unit komputer berhasil dilumpuhkan oleh polisi Prancis.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 30 Agu 2019, 10:03 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2019, 10:03 WIB
Ilustrasi komputer dan peretasan
Ilustrasi (AFP)

Liputan6.com, Paris - Sebuah tim polisi di Prancis telah menghancurkan jaringan peretasan yang mempengaruhi lebih dari 850.000 komputer di seluruh dunia.

Menyusul sebuah laporan, tim pemantau kriminal siber Prancis, C3N, menemukan dan menghancurkan server bajak laut, sebutan untuk peretasan yang menduplikasi server terserangnya, yang berpusat di area Paris.

Dikutip dari Time.com pada Kamis (29/8/2019), server itu mengendalikan jaringan komputer yang terinfeksi oleh virus yang dilaporkan menghasilkan jutaan euro melalui peretasan dan penipuan, menurut BBC.

"Kami berhasil melacak di mana server komando berada, menara kontrol untuk jaringan 'botnet' komputer yang terinfeksi," kata Ketua C3N Jean-Dominique Nollet kepada radio France Inter.

"Orang mungkin tidak menyadarinya, tetapi 850.000 komputer yang terinfeksi berarti daya tembak besar, cukup untuk menjatuhkan semua situs web di planet ini. Bahkan lembaga yang dilindungi dengan baik pun berisiko lumpuh," lanjutnya menjelaskan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Baru Terlacak pada Musim Semi 2019

Hacker
Ilustrasi peretasan sistem komputer. (Sumber Pixabay)

Pihak berwenang mengatakan, tim Prancis --yang menangani kejahatan siber-- baru menyadari serangan server pribadi itu pada musim semi lalu.

Kala itu, mereka mengetahui bahwa komputernya telah mengirim virus yang disebut Retadup ke ratusan ribu komputer Windows di 100 negara.

Menurut laporan polisi, sebagian besar target terkonsentrasi di Amerika Tengah dan Selatan.

Polisi menambahkan virus itu dikirim melalui flash disk dan email dari iklan lotre atau gambar erotis, yang tiba-tiba terkoneksi ke dalam jaringan server pribadi tertentu.

Dengan mendapatkan kendali atas jaringan komputer terkait, peretas dapat membuat cryptocurrency (mata uang digital), mencuri data dari rumah sakit Israel, dan menggunakan ransomware untuk mengancam orang demi uang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya