Perhatikan Langit Malam Minggu Ini, Ada 4 Rasi Bintang Menampakkan Diri

Berikut empat rasi bintang yang muncul di langit malam pada pekan ini.

oleh Afra Augesti diperbarui 05 Sep 2019, 20:40 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2019, 20:40 WIB
Rasi bintang Orion (kiri) dan Salib Selatan (kanan)
Rasi bintang Orion (kiri) dan Salib Selatan (kanan) (Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta - Di langit malam akhir pekan ini, empat rasi bintang akan menampakkan wujud mereka secara samar, tersebar di dekat dan dalam Summer Triangle.

Pertama, yaitu empat bintang yang menandai Sagitta si Panah, berada di antara Altair dan Albireo. Kedua, yakni empat bintang yang membentuk formasi sebuah berlian segi lima: Delphinus si Lumba-lumba, kadang-kadang juga disebut "Job's Coffin".

Ketiga, adalah rasi bintang berbentuk trapesium yang menandai Equuleus si Kuda Kecil atau "anak kuda". Sedangkan konstelasi keempat yang terletak di antara Equuleus dan Cygnus adalah Vulpecula si Rubah Kecil.

Lewat situs Space.com yang dikutip pada Kamis (6/9/2019), keempat rasi bintang tersebut dijelaskan secara rinci. Berikut ulasannya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Lumba-Lumba

Berbagai jenis rasi bintang atau konstelasi
Berbagai jenis rasi bintang atau konstelasi (Tumblr/NASA)

Salah satu rasi bintang terkecil mencapai titik puncaknya di langit malam, sekitar 90 menit setelah matahari terbenam. Ini adalah Delphinus si Lumba-lumba.

Delphinus adalah rasi bintang yang hanya terdiri dari bintang-bintang yang redup, tetapi bintang-bintang itu begitu dekat satu sama lain sehingga mereka dapat dengan mudah dilihat pada malam yang cerah dan gelap.

Dalam bukunya, "The Stars: A New Way to See Them" karya H. A. Rey, ia mencatat, "Ada sesuatu yang sangat memesona tentang itu (Delphinus), diposisikan dalam gelap di timur Bima Sakti pada musim panas yang cerah."

Menurut legenda, Arion, seorang musisi Yunani pada zaman dahulu kala, sedang berlayar di atas kapal untuk menuju ke Korintus. Ia membawa banyak uang dan perhiasan.

Sayangnya, kru kapalnya berkhianat dan berniat melemparkan Arion ke laut, lalu kabur dengan membawa hartanya. Ketika dihadapkan dengan situasi sulit ini, Arion meminta kepada para anak buahnya agar ia diizinkan memainkan harpa untuk terakhir kalinya.

Tanpa diduga, alunan musik Arion ternyata mampu menarik perhatian seekor lumba-lumba yang kemudian diberinya nama Delphinus. Setelah melihat hewan itu menampakkan diri di permukaan air, Arion langsung melompat ke laut dan diselamatkan oleh mamalia ini ke pantai, jauh dari kapalnya.

Berita baiknya adalah ketika kapal Arion berlabuh di Korintus, para awak yang menipu Arion langsung ditangkap oleh otoritas stempat dan dihukum digantung.

Singkat cerita, Arion mendapatkan kembali harta karunnya dan lumba-lumba penyelamat itu diberi tempat terhormat di langit.

2. Panah

vio australia
Suasana campfire (api unggun) dibawah milky way dan southhern cross (rasi bintang) yang merupakan ikon dari negara Australia. (foto: Liputan6.com / fadhil almaghfiroh / edhie prayitno ige)

Di antara Aquila si Elang dan Cygnus si Angsa terdapat sebuah bintang terpanjang di antara konstelasi empat bintang, yang biasa disebut Sagitta si Panah.

Sagitta adalah salah satu dari 48 rasi bintang kuno, dengan empat bintang yang ditemukan oleh astronom Yunani, Eratosthenes. Mitologi panah itu menurut beberapa pengamat modern, amat membingungkan.

Namun, bentuknya memang demikian dan nama yang diberikan padanya sudah sesuai. Meskipun polanya kecil, rasi bintang itu cukup mencolok untuk ukurannya dan terletak di tengah-tengah antara "kepala elang" dan "kepala angsa" dalam Bima Sakti.

Satu legenda mengisahkan bahwa rasi bintang itu merupakan panah yang ditembakkan oelh Hercules ke kawanan burung Stymphalian sebagai salah satu dari 12 jerih payahnya -- Stymphalian adalah sekelompok burung rakus dalam mitologi Yunani.

Di langit, satu-satunya burung yang berada dalam jarak paling dekat dengan Hercules adalah Aquila si Elang dan Cygnus si Angsa. Perhatikan juga kesamaan dalam nama konstelasi Sagitta (panah) dan Sagitarius (pemanah).

3. Serigala Kecil

Ketika Cahaya Bintang Berpadu Dengan Muntahan Lahar Gunung Sinabung
Pemandangan saat Gunung Sinabung memuntahkan lahar dan langit diterangi cahaya bintang di Karo, Sumatera Utara (28/12). Gunung Api Sinabung yang masih berstatus awas level empat kembali erupsi pada Rabu (27/12) sore. (AFP/Lana Priatna)

Astronom Polandia, Johannes Helevius, pada pertengahan 1600-an menemukan rasi bintang "rubah kecil", yang kadang-kadang muncul bersama Cygnus si Angsa.

Kini, Si Angsa meninggalkan satu bintang tunggal: yang paling cemerlang dari rasi ini, Alpha Vulpeculae (magnitudo +4,4), yang nama sebenarnya adalah Anser.

Pada kebanyakan grafik bintang Vulpecula, "rubah kecil" tampaknya tidak lebih dari sekelompok bintang redup yang tidak berbentuk.

Di langit yang jernih dan gelap, Anda mungkin dapat melihatnya dengan mata telanjang sebagai bidang cahaya yang kabur. Namun, dalam teropong, Anda akan melihatnya sebagai pengelompokan bintang yang aneh.

 

4. Kuda-Kuda Jantan

Fenomena Astronomi Indah di Langit Slovakia
Cahaya bintang berwarna putih terlihat pada langit malam di Hajnacka, Slovakia, Kamis (7/2). Fenomena astronomi indah ini paling jelas terlihat pada bulan Februari dan Maret setelah matahari terbenam. (Peter Komka/MTI via AP)

Satu-satunya dari rasi bintang Southern Cross (Crux) yang terkenal, Equuleus menempati ruang yang lebih kecil di langit daripada rasi bintang lainnya.

Rasi bintang itu terletak tepat di sebelah tenggara Delphinus. Lantaran ia tidak memiliki bintang yang terang, Equuleus dianggap tidak menarik bagi para pengamat amatir.

Bintang paling terang dinamai Kitalpha --bahasa Arab untuk "kuda kecil." Astronom Yunani terkenal Hipparchus diyakini telah membentuk rasi ini pada abad kedua SM.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya