Liputan6.com, Jakarta - Mendekam di penjara mungkin adalah salah satu pengalaman paling buruk yang bisa dirasakan seseorang. Tapi, ada yang lebih tak mengenakkan daripada itu;
Mendekam di dalam penjara yang 'tersembunyi' atau sengaja dirahasiakan dari dunia, tanpa ada batasan hukum yang jelas (ekstrayudisial), bahkan melanggar hak asasi manusia.
Banyak negara memiliki fasilitas semacam itu untuk tahanan yang tidak dapat atau tidak akan mereka proses melalui sistem penjara normal mereka, dan seperti yang diperkirakan, tempat-tempat ini biasanya jauh lebih mengerikan.
Advertisement
Dari Korea Utara hingga Amerika Serikat, berikut 4 contoh penjara rahasia di penjuru dunia, seperti dikutip dari berbagai sumber, Senin (9/9/2019).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Black Site CIA - Amerika Serikat
Badan intelijen luar negeri Amerika Serikat (CIA) dilaporkan memiliki sejumlah fasilitas penahanan ekstrayudisial rahasia di penjuru dunia --atau berjuluk 'black site' dalam arti harafiah 'situs hitam' karena bersifat rahasia dan dioperasikan secara 'gelap'.
Salah satu yang sempat menjadi perhatian adalah Salt Pit di Afghanistan.
Menurut berbagai laporan media AS, fasilitas itu memiliki "berbagai instrumen 'teknik interogasi yang ditingkatkan' atau enhanced interrogation technique" sebuah sebutan halus (eufemisme) untuk teknik-teknik penyiksaan tahanan.
Disebutkan ada 64 orang yang pernah ditahan di Salt Pit. Mereka dicurigai sebagai anggota organisasi teroris tingkat tinggi, seperti pengawal untuk berbagai panglima perang, termasuk satu yang bekerja untuk Osama bin Laden.
Situs ini memulai operasinya pada tahun 2002, ketika Perang Melawan Teror pasca 9/11 sedang berada di hiruk-pikuk awalnya.
Selama tahun pertama operasi fasilitas, seorang tahanan bernama Gul Rahman meninggal ketika staf memukulinya dan membuatnya setengah telanjang dan dirantai ke lantai beton yang dingin. Rahman secara resmi meninggal karena hipotermia, meskipun ada juga banyak luka dan memar di sekujur tubuhnya.
Setelah dua tahun beroperasi, publik akhirnya mengetahui Salt Pit lewat sejumlah laporan media. Kongres AS kemudian meminta laporan pertanggungjawaban CIA atas pengelolaan situs itu.
Selain Salt Pit, sejumlah black site CIA berlokasi di sejumlah negara Afrika utara, Amerika Utara, Asia Tenggara, Australia, Eropa barat dan tengah, dan Timur Tengah --menurut laporan Open Society Foundation pada 2013.
Advertisement
2. Penjara Rahasia Tahanan Perang Yaman milik UEA
Pada 2011, Yaman mengalami serangkaian pemberontakan yang menggulingkan Presiden Ali Abdullah Saleh dan mengirim negara itu ke dalam konflik total berkepanjangan serta menjadi proksi sejumlah negara Arab.
Pada 2015, sebuah koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi melakukan intervensi dan mulai "membebaskan" daerah itu.
Namun, penelitian Amnesty International pada 2016 berhasil mengungkap bahwa Uni Emirat Arab, salah satu koalisi Saudi, membangun fasilitas penjara besar di kota Aden, dan menjaganya tetap rahasia.
Kendati demikian, gambar satelit berhasil menangkap citra fasilitas tersebut --Amnesty melaporkan.
Sepanjang 2016 dan 2017, penjara terus bertambah, dan "ratusan tahanan" pada dasarnya menghilang dari dunia selama berbulan-bulan. Ini bukan satu-satunya penjara rahasia di Yaman, baik: Laporan menunjukkan bahwa ada seluruh jaringan fasilitas penahanan seperti itu, dijalankan oleh UEA atau pasukan lokal yang dilatih oleh mereka.
3. Penjara Khusus Tahanan LGBT di Chechnya
Pada tahun 2018, laporan yang mengkhawatirkan mulai muncul ke permukaan tentang perlakuan terhadap komunitas LGBTQ di wilayah Chechnya di Rusia --the Independent melaporkan mengutip sejumlah sumber.
LGBT Network Rusia menyebut bahwa daerah itu telah mengangkut kelompok seksual minoritas tersebut ke sebuah penjara rahasia, di mana mereka telah mengalami serangkaian penyiksaan.
Laporan juga mengindikasikan bahwa tindakan tersebut disponsori oleh pejabat tertinggi Chechnya.
Kendati demikian, media Barat mengindikasikan bahwa laporna tersebut adalah propaganda dari pemerintah pusat Rusia untuk mencemarkan pemerintah daerah Chechnya --di mana keduanya telah terlibat konflik sejak lama.
Meski begitu, para aktivis terus melaporkan berbagai macam pembersihan LGBTQ di Chechnya, dengan yang terbaru terjadi pada awal 2019 --The Guardian melaporkan.
Advertisement
4. Fasilitas Kamp Kerja Paksa Korea Utara
Meski telah berulang kali disangkal oleh Pyongyang, namun, sudah menjadi sebuah rahasia umum bahwa Korea Utara merupaka negara pengelola kamp penjara kerja paksa rahasia.
Sejumlah bukti adalah maraknya laporan mengenai pembelot atau eks-tahanan yang menceritakan tentang fasilitas tersebut --di mana diperkirakan menampung hampir lebih dari 200.000 orang, menurut Kyiev Post.
Tersembunyi jauh di dalam bagian pegunungan negara itu, kamp-kamp ini menampung para tahanan yang bersalah atas kejahatan "melakukan kesalahan, berpikir salah, pengetahuan salah, asosiasi salah, atau latar belakang kelas salah."
Persidangan diperlakukan sebagai tambahan opsional, dan hukumannya bisa sangat lama karena sifatnya turun temurun. Jika Anda melakukan kejahatan yang salah-apa pun, anak-anak Anda dan bahkan cucu Anda mungkin juga harus menghabiskan hidup mereka di sebuah kamp.