White Ribbon, Organisasi Antikekerasan di Australia Resmi Ditutup

Organisasi nonprofit antikekerasan di Australia bernama White Ribbon resmi ditutup.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 03 Okt 2019, 16:11 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2019, 16:11 WIB
Logo White Ribbon
Logo White Ribbon

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 2 Oktober diperingati sebagai Hari Antikekerasan Sedunia. Namun pada Kamis 3 Oktober 2019, sebuah organisasi nonprofit antikekerasan asal Australia bernama White Ribbon memilih untuk tutup secara resmi.

Seperti dikutip dari theguardian.com (3/10/2019), penutupan White Ribbon resmi dinyatakan berdasarkan surat keputusan yang dipublikasikan pada Kamis lalu. Organisasi tersebut memutuskan untuk berhenti berdasarkan analisanya yang memperhatikan keadaan di masa mendatang.

"Penutupan organisasi White Ribbon menimbulkan kesedihan yang mendalam terlebih ketika menyampaikan ke komunitas dan para pendukung kami yang membuat keputusan ini menjadi semakin sulit," demikian dikutip dari surat pernyataan tersebut.

Menurut Komisi Sekuritas dan Investasi Australia, anggota organisasi sepakat pada rapat umum untuk berhenti beroperasi.

Bersamaan dengan surat tersebut, White Ribbon turut mengucapkan terima kasih kepada pegawai dan sukarelawan yang telah berkontribusi selama berjalannya organisasi selama ini dalam melawan kekerasan terhadap perempuan.

"Walaupun White Ribbon sudah resmi ditutup, kami tahu bahwa rekan dan komunitas kami akan tetap berlanjut. Melawan kekerasan laki-laki terhadap perempuan tetap harus menjadi prioritas utama," tambahnya.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Kondisi Keuangan White Ribbon

Organisasi tersebut melaporkan bahwa saat ini sudah mengalami defisit sebesar $ 840.000.

Selama ini, organisasi White Ribbon telah memperkerjakan 30 pegawai, 13 pegawai paruh waktu dan 1.260 sukarelawan.

Berdasarkan laporan keuangannya, mereka mendapat pendapatan sebesar $ 6 juta namun menghabiskan $ 6,9 juta pada 2017-2018.

Mereka menerima dana $ 587.000 dari pemerintah, $ 1,8 juta dari donatur dan sekitar $ 3,6 juta dari sumber dana lainnya. Dana tersebut kemudan dipakai untuk menggaji pegawai sebesar $ 4 juta dan sekitar $ 3 juta untuk kebutuhan lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya