Upaya Produsen Makanan dan Minuman asal Swiss Atasi Pencemaran Lingkungan

Menurut penelitian terbaru oleh konsultan Verisk Maplecroft, setiap tahunnya limbah plastik di seluruh dunia bisa menembus 2,1 miliar metrik ton.

oleh Herfianto diperbarui 03 Okt 2019, 16:44 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2019, 16:44 WIB
[Bintang] Hari Bumi: Momentum Memperluas Gerakan Penyelamatan Lingkungan Hidup
Ini yang diminta Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) kepada pemerintah di Hari Bumi. (Ilustrasi: SoCore Energy)

Liputan6.com, Jakarta - Masalah lingkungan hidup semakin banyak dan penting untuk segera dicari solusinya. Salah satunya dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik.

Isu lingkungan hidup mengemuka belakangan, termasuk dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York. Salah satu isu utama adalah penanganan limbah plastik.

Salah satu produsen makanan dan minuman kemasan terbesar di dunia, yaitu Nestle berupaya proaktif mengatasi dampak lingkungan produknya.

Perusahaan ini sudah membuka pusat penelitian untuk mencari kemasan lebih ramah lingkungan, targetnya pada 2025, berbagai produk Nestle mulai kopi instan hingga cokelat KitKat dijual dengan kemasan bisa didaur ulang atau bahkan berbahan mudah terurai. 

Menurut penelitian terbaru oleh konsultan Verisk Maplecroft, yang bermarkas di Inggris, setiap tahunnya limbah plastik di seluruh dunia bisa menembus 2,1 miliar metrik ton.

Dengan adanya pengembangan kemasan yang bisa didaur ulang diharapkan bisa menekan pencemaran lingkungan hidup. Saksikan selengkapnya di channel VOA hanya dalam Vidio di bawah ini:

Saksikan videonya dibawah ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya