Liputan6.com, Kashmir - Para peneliti memperkirakan bahwa perang nuklir yang terjadi antara India dan Pakistan bisa menewaskan setidaknya 125 juta orang. Selain itu juga bisa berdampak kepada dunia berupa asap yang menghalangi matahari.
Seperti dilansir dari Telegraph, Sabtu (5/10/2019), Jika salah satu dari negara tersebut menyerang negara lainnya menggunakan nuklir dengan jumlah tertentu, jutaan orang akan meninggal seketika sebagai dampak dari ledakan dan badai api akan mengurung seluruh bagian kota. Apinya akan menghasilkan asap tebal yang banyak dan akan merusak pertanian karena memblokir cahaya matahari yang masuk dan mempengaruhi suhu.Â
Baca Juga
Gesekan yang terjadi di antara kedua negara tersebut karena persaingan atas Kashmir menjadi latar belakang ancaman perang nuklir. Keduanya telah terlibat dalam dua perang perihal sengketa wilayah Himalaya dan bentrokan di udara pada Februari lalu.
Advertisement
"India dan Pakistan merupakan masalah yang perlu diperhatikan, sebab panjangnya histori militer belakangan ini, kurangnya solusi dalam masalah sengketa wilayah, padatnya populasi di area tersebut dan ekspansi cepat yang berkelanjutan dari persenjataan nuklir masing-masing," kutip sebuah dokumen dari Journal Science Advances.
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Dampak Besar Perang Nuklir
Para peneliti mengilustrasikan sebuah skenario pada tahun 2025 di mana militan menyerang parlemen India, yang membunuh para pemimpinnya. New Delhi melakukan aksi balas dendam dengan mengirim tank ke Kashmir yang saat ini dikuasai Pakistan. Takut akan serbuan dari wilayah oposisi, Islamabad menyerang pasukan invasi dengan peralatan nuklir yang akan memicu perang nuklir.Â
Hitungan ara peneliti terlepas dari jenis senjata yang dipakai, mereka mengestimasi setidaknya 50 sampai 125 juta orang akan meninggal dan akan menghasilkan asap tebal yang menyelimuti dunia dalam hitungan minggu.
Sinar matahari dapat menurun hingga 20 sampai 35 persen dan mengurangi hujan dan salju hingga 15 sampai 30 persen. Masa pemulihan yang diperlukan untuk kembali seperti semula adalah 10 tahun.
Sistem pertanian akan menurun hingga 15 sampai 30 persen, dan akan mengancam kelaparan massal dan kematian di bagian dunia lain akan terjadi setelahnya.
"Sayangnya, India dan Pakistan memiliki konflik mengenai Kashmir dan setiap bulannya kalian bisa membaca berita tentang korban yang meninggal disana," ujar Alan Robock, profesor ilmu lingkungan di Universitas Rutgers yang turut serta dalam penelitian.
Advertisement