Menang Pimpin Partai Likud, PM Israel Netanyahu Bakal Aman di Pemilu 2020

Kemenangan PM Israel, Benjamin Netanyahu untuk memimpin partai Likud akan membuat posisinya aman dalam pemilu pada Maret 2020 mendatang.

diperbarui 27 Des 2019, 16:31 WIB
Diterbitkan 27 Des 2019, 16:31 WIB
Bawa Potongan Pesawat, PM Israel Peringatkan Iran
PM Israel Benjamin Netanyahu menunjukkan peta Timur Tengah saat diskusi panel di Konferensi Keamanan Munich (18/2). Netanyahu menyatakan Israel bisa bertindak langsung melawan Iran. (AFP/ MSC Munich Security Conference / Lennart Preiss)

Yerusalem - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan kemenangan atas pesaingnya Gideon Saar dalam pertarungan pemilihan kepemimpinan partai konservatif Likud pada Jumat, 27 Desember 2019 pagi waktu setempat.

"Sebuah kemenangan besar! Terima kasih kepada anggota Likud atas kepercayaan, dukungan, dan cinta kalian," cuit Netanyahu dalam akun Twitter-nya setelah pemilihan ditutup pada Kamis (26/12), pukul 11 ​​malam.

Dikutip dari DW Indonesia, Jumat (27/12/2019), kemenangan ini mengamankan posisi Netanyahu dalam pemungutan suara pemilu parlemen yang akan diselenggarakan pada Maret 2020. Ini akan menjadi pemilu ketiga Israel dalam satu tahun terakhir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pemilihan Sempat Dilanda Cuaca Buruk

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hadir dalam parade militer yang memeringati 73 tahun kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Hasil hitung cepat menunjukkan Netanyahu unggul dengan margin yang cukup jauh atas pesaingnya, yakni mantan menteri pendidikan Israel, Gideon Saar. Penghitungan resmi dimulai Jumat 27 Desember pagi waktu setempat.

Sekitar 57.000 anggota Partai Likud memberikan suara mereka pada Kamis 26 Desember, namun jumlah itu diketahui hanya di bawah 50% dari total pemilih yang memenuhi syarat. Waktu pemungutan suara pun diperpanjang akibat dampak dari cuaca buruk. Hal inilah yang diduga membuat banyak orang enggan untuk pergi ke tempat pemungutan suara.

Jelang lima jam penutupan pemungutan suara, diketahui baru 30% pemilih yang memberikan suara mereka. Netanyahu pun meminta anggota partai yang belum memilih untuk memberikan suara.

"Semuanya dalam kendali, hanya bila Anda pergi keluar untuk memilih. Persentase rendah dari partisipasi pemilih ini merugikan kami," cuitnya di Twitter.

Gideon Saar adalah satu-satunya lawan utama Netanyahu. Saar mengumumkan pencalonannya pada November lalu setelah Netanyahu didakwa melakukan penipuan, penyuapan, dan pelanggaran kepercayaan.

Namun, perdana menteri berusia 70 tahun itu membantah semua tuduhan tersebut.

Pemilunya yang Ketiga

Ikuti Langkah AS, Guatemala Resmikan Kedubes di Yerusalem
PM Israel Benjamin Netanyahu memberi sambutan saat peresmian Kedubes Guatemala di Yerusalem, Rabu (16/5). Netanyahu menyebut peresmian tersebut adalah tepat karena Guatemala menjadi negara kedua yang mengakui Israel pada 1948. (Ronen Zvulun/Pool via AP)

Hasil ini menandakan bahwa sebagian besar anggota partai konservatif Likud masih tetap loyal kepada sang perdana menteri. Sejak didirikan pada tahun 1970-an, partai ini hanya memiliki empat orang pemimpin.

Walau kemenangan Netanyahu sudah diprediksi, dukungan untuk Saar terus mengalir menjelang hari pemungutan suara. Saat mengatakan dirinya akan lebih baik diposisikan untuk membentuk pemerintahan pasca pemilu.

Baik Netanyahu maupun rivalnya dari Partai Biru dan Putih, Benny Gantz, gagal membentuk koalisi pemerintahan setelah pemilihan umum pada bulan September lalu.

Sebelumnya, Partai Likud dan Partai Biru dan Putih telah bersaing dalam pemilu yang digelar di bulan Maret dan September 2019.

Pemilu parlemen Israel untuk ketiga kalinya akan dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya