Kenang Korban Kecelakaan Maut, Komunitas Filipina Letakkan Bunga di Lucky Plaza

Anggota komunitas Filipina yang ada di Singapura, meletakkan bunga sebagai ucapan bela sungkawa di tempat kejadian kecelakaan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 31 Des 2019, 15:07 WIB
Diterbitkan 31 Des 2019, 15:07 WIB
Kecelakaan mobil di Lucky Plaza menewaskan dua orang Filipina.
Kecelakaan mobil di Lucky Plaza menewaskan dua orang Filipina. (Source: Twitter/ @MothershipSG)

Liputan6.com, Singapura - Karangan bunga, lilin, dan makanan menjadi pemandangan di lokasi kecelakaan mobil mengerikan yang menewaskan dua pekerja rumah tangga Filipina dan melukai empat lainnya di luar pusat perbelanjaan Lucky Plaza, Singapura Minggu 29 Desember 2019. 

Menurut laporan dari Channel News Asia, Selasa (31/12/2019), orang-orang, yang kebanyakan wanita dari komunitas Filipina di Singapura, telah mampir di daerah tersebut sejak mereka mendengar tragedi itu.

"Pekerja domestik itu hanya ingin menghabiskan waktu di sini, duduk dan piknik. Mereka tidak berharap ini terjadi," kata Mary Jean llona, yang pekerja rumah tangga di Singapura selama 19 tahun.

"Kami sangat sedih karenanya. Semoga mereka beristirahat dengan tenang," tambahnya.   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Keprihatinan Rekan Kerja

Kecelakaan mobil di Lucky Plaza menewaskan dua orang Filipina.
Kecelakaan mobil di Lucky Plaza menewaskan dua orang Filipina. (Source: Twitter/ @MothershipSG)

Dia dan temannya, Mercedes Aurelio, mampir untuk menghormati jasad Abigail Leste, 41, dan Arlyn Nucos, 50. Keduanya meninggal karena kecelakaan mobil tersebut. Mereka tidak mengenal para korban tetapi ingin memberikan penghormatan.

"Jika para wanita itu adalah ibu yang menjadi pencari nafkah tunggal saya merasa sangat prihatin. Siapa yang akan mencari nafkah bagi mereka? Itu adalah hal yang membuat saya sedih memikirkannya," kata Aurelio, 42, yang telah bekerja di Singapura sebagai asisten rumah tangga selama sembilan tahun.

"Mereka berkorban sangat banyak untuk anak-anak mereka dan kemudian ini terjadi."

Seorang pekerja rumah tangga lain dari Filipina Hazel Bernardo, 47, menangis ketika dia menyalakan lilin untuk mengingat para korban dan mengucapkan doa dengan tenang.

"Saya punya dua anak. Saya seorang ibu tunggal. Saya tahu perasaan itu,” kata Bernardo, yang telah bekerja di Singapura selama enam tahun.

"Bagaimana jika aku yang menemukan kecelakaan itu. Apa yang akan terjadi pada anak-anak saya?"

Dia mengatakan mereka berdoa untuk keluarga, kerabat dan teman-teman dan perlindungan bagi komunitas Filipina di Singapura, yang jauh dari keluarga.

"Semoga ini tidak pernah terjadi lagi."

Bernardo juga tidak mengenal para korban, tetapi mengatakan itu adalah budaya Filipina untuk peduli terhadap orang lain, "nyalakan lilin untuk mereka dan berdoa untuk mereka" bahkan jika mereka tidak mengenal korban secara pribadi.

Galang Dana

Tempat kejadian kecelakaan usai insiden terjadi di Lucky Plaza, Singapura.
Tempat kejadian kecelakaan usai insiden terjadi di Lucky Plaza, Singapura. (Source: Twitter / @MothershipSG)

Setelah kecelakaan itu, organisasi yang mendukung pekerja rumah tangga asing meluncurkan kampanye penggalangan dana untuk para korban.

Center for Domestic Employees telah melampaui target  S$ 100.000 atau sekitar Rp 1 M dengan lebih dari 900 donor yang berkontribusi, menurut halaman kampanye mereka pada give.sg dibuka pada hari Senin.

Semua hasil akan langsung menuju pekerja rumah tangga asing yang terluka dan penerima manfaat dari pekerja yang meninggal, kata CDE di halaman Facebook mereka.

Ketua CDE Yeo Guat Kwang mengatakan bahwa dana tersebut akan diberikan untuk mendukung kebutuhan TKI yang terluka dan keluarga korban yang meninggal selama beberapa bulan mendatang.

Penggalangan dana ini dilakukan karena mengingat proses asuransi membutuhkan waktu dan jumlah pembayaran yang tergantung pada hasil penyelidikan, katanya.

CDE disiapkan untuk menambah bantuan keuangan melalui Dana Kesejahteraan Karyawan Domestik (DEWF) mereka juga, organisasi tersebut mengatakan di Facebook.

Organisasi Kemanusiaan untuk Migrasi Ekonomi juga membantu mengumpulkan sumbangan untuk keluarga korban. Sejauh ini, ia telah mengumpulkan sekitar S $1.000, kata manajer kasus Jaya Anil Kumar.

Donasi akan membantu menambah pembayaran asuransi, katanya, terutama karena banyak pekerja rumah tangga adalah pencari nafkah utama atau satu-satunya bagi keluarga.

Di Singapura, majikan diharuskan membeli asuransi kecelakaan diri dan asuransi kesehatan dengan nilai pertanggungan masing-masing minimal S $ 60.000 dan S $ 15.000 per tahun untuk pekerja rumah tangga mereka.

Asuransi kecelakaan pribadi memberikan jumlah kompensasi kepada pekerja dan keluarganya jika dia tiba-tiba cacat permanen atau meninggal karena kecelakaan.

Asuransi kesehatan ini untuk membantu majikan, yang bertanggung jawab membayar tagihan medis pekerja rumah tangga selama mereka tinggal di Singapura.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya