Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pasukannya mulai bergerak ke Libya setelah parlemen menyetujui langkah itu pada pekan lalu.
Dia mengatakan misi mereka adalah untuk memastikan stabilitas untuk Pemerintah yang didukung PBB (GNA), yang didukung di Tripoli.
Menurut laporan BBC, Senin (6/1/2020), pemerintah Libya sedang memerangi kericuhan oleh pasukan pemberontak di bawah Jenderal Khalifa Haftar, yang berbasis di Libya timur.
Advertisement
Jenderal Haftar didukung oleh Mesir dan UEA, sementara pemerintah yang didukung PBB didukung oleh Turki dan sekutunya Qatar.
Pasukan pemberontak telah berusaha untuk menangkap Tripoli dan disalahkan karena serangan udara di akademi militer pada hari Sabtu yang menewaskan sedikitnya 30 orang. Namun, mereka membantah terlibat.
"Tugas tentara kita di sana adalah koordinasi. Mereka akan mengembangkan pusat operasi di sana. Tentara kita secara bertahap berangkat sekarang," Presiden Erdogan mengatakan kepada saluran TV CNN Turk.
Dia mengatakan tujuan Turki adalah bukan untuk berperang tetapi untuk mendukung pemerintah yang sah dan menghindari tragedi kemanusiaan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Invasi Turki
Israel, Yunani dan Siprus telah memperingatkan terhadap penyebaran invasi Turki. Mereka menyebutnya ancaman berbahaya bagi stabilitas regional, dan memperingatkan bahwa itu melanggar embargo senjata PBB.
Dewan Keamanan PBB diperkirakan akan bertemu secara tertutup pada hari Senin untuk membahas situasi di Libya, kantor berita AFP melaporkan, mengutip para diplomat.
Anggota parlemen di Turki menyetujui RUU yang memungkinkan penempatan pasukan Kamis lalu dengan suara sebanyak 325 yang mendukung dan 184 lainnya menentang.
Erdogan mengatakan Tripoli telah meminta bantuan militer.
Hingga kini, Pemerintah Turki tidak memberikan rincian tentang skala penempatan militer.
Â
Advertisement