Liputan6.com, Mallacoota - Lapangan Glof Mallacoota seharusnya menjadi tempat untuk berlindung bagi hewan-hewan yang melarikan diri dari kebakaran hutan Australia yang dahsyat, namun kini telah menjadi ladang pembunuhan.
Dilansir dari CNN, Sabtu (11/1/2020), sekelompok kanguru berkumpul di rerumputan hijau terakhir yang tersisa setelah kebakaran hutan menghancurkan hampir 100 rumah dan ribuan hektar habitat asli di kota Victoria.
Taman nasional yang mengelilingi kota ini adalah rumah bagi satwa liar asli yang jumlahnya tak tertandingi di seluruh Australia. Api dari kebakaran hutan dengan cepat membakar dan membunuh ribuan hewan, dan bahkan mereka yang berhasil sampai di lapangan golf sering kali terluka parah.
Advertisement
Dokter Hewan Chris Barton (70), dengan terpaksa menyalakan senapan caliber .22 dan menembakkannya ke arah kanguru. Penembakkan ini dilakukan dengan maksud untuk melakukan eutanasia, yang merupakan metode untuk membunuh melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit. Biasanya juga digunakan dengan memberi suntikan yang mematikan.
Lebih dari 4.000 penduduk setempat dan turis harus dievakuasi melalui laut setelah kebakaran memotong akses jalan keluar dan masuk Mallacoota.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hewan Sudah Terlalu Menderita
Keempat kanguru yang harus "dibunuh" oleh Barton pada Kamis pagi, memiliki luka bakar tingkat tiga pada kaki dan wajah mereka yang sudah menjadi infeksi. Kondisi ini tidak memungkinkan diobati dengan cara biasa, maka itu menjadi tugas Barton mengakhiri rasa sakit hewan berkantung tersebut.
Sebelumnya Barton telah menggunakan senapannya untuk membunuh Joey, salah satu kanguru yang tidak bisa melompat karena kondisi luka bakar yang terlalu parah di kaki. Setelah itu Joey ditenangkan terlebih dahulu dan kemudian disuntik mati.
Barton mengatakan, "Aku sudah menjadi dokter hewan selama 40 tahun, dan aku masih belum terbiasa dengan hal ini. Melakukan pembantaian secara besar-besaran dan mengerikan membuat air mataku mengalir.”
"Hewan-hewan menderita sama seperti manusia," ucap Elaine Ong, istri sekaligus pasangan kerja Barton di Vets for Compassion. Kedua dokter hewan ini datang dari Melbourne dan disponsori oleh NGO Animals Australia.
Masyarakat bersyukur karena kedua dokter hewan tersebut bisa datang untuk membantu hewan-hewan itu. Hal ini dikarenakan mereka akan semakin trauma dengan melihat kondisi hewan-hewan itu yang menderita.
Pekerjaan yang dilakukan Barton merupakan hal yang mengerikan dan sulit. Tetapi dengan membiarkan hewan-hewan yang menderita melalui kematian yang lebih lambat dan menyakitkan, itu akan lebih menyedihkan lagi untuk dilihat.
Advertisement
Akankah Kondisi Membaik?
Bagian tenggara Australia dilanda kekeringan selama tiga tahun, dengan perkiraan tidak hujan hingga April.
Kondisi tersebut telah memperburuk kebakaran yang terjadi di seluruh Australia selama berbulan-bulan, menghancurkan rumah-rumah, dan memusnahkan seluruh kota. Lebih dari 7,3 juta hektar lahan telah terbakar, yang sebagian besar berupa hutan belukar, hutan dan taman nasional, juga tempat tinggal bagi satwa liar.
Di New South Wales, para ahli ekologi memperkirakan bahwa sebanyak setengah miliar hewan mungkin telah terkena dampak kebakaran, seperti burung, reptil, serangga, katak, dan mamalia, kecuali kelelawar.
Ada kekhawatiran bahwa beberapa spesies mungkin tidak pulih, namun di tengah semua kabar menyedihkan ini, masih ada ruang untuk berharap bahwa bentang alam dan satwa liar unik Australia dapat bangkit kembali.
Ketika hujan akhirnya datang, banyak lahan semak dapat dengan cepat pulih, terutama Hutan Eucalypt, tempat koala tinggal dan mencari makan. Hamparan abu yang ditinggalkan oleh api memberikan nutrisi bagi benih pohon getah Australia yang berguna untuk bertahan hidup.
Sebagian besar tumbuh-tumbuhan yang terbakar musim panas ini secara alami akan menjadi tumbuh kembali, serta para pengasuh koala yang sudah mempersiapkana diri di Mallacoota.
Reporter: Jihan Fairuzzia