Liputan6.com, Dodoma - Sebuah ritual keagamaan yang dilakukan selama kebaktian di Tanzania setidaknya menewaskan 20 orang dan membuat 16 orang lainnya terluka.
Dilansir dari BBC, Senin (3/2/2020), para korban menghadiri kebaktian Pantekosta di sebuah stadion di Kota Moshi, di pada Sabtu malam ketika insiden itu terjadi.
Advertisement
Komisioner Distrik Moshi, Kippi Warioba mengatakan para peserta bergegas maju untuk dioles dengan minyak yang diberkati.
Layanan ini diadakan oleh Pendeta Boniface Mwamposa, yang menyebut dirinya sebagai "rasul".
Korban selamat mengatakan bahwa Mwamposa meminta ratusan orang yang hadir dan berkumpul saat itu untuk melewati area yang telah dituangi "minyak yang diberkati".
Kemudian, mereka bergegas maju menuju area dengan minyak yang diberkati itu, dengan harapan sembuh dari penyakit.
Peter Kilewo, yang menghadiri layanan itu, menggambarkan pemandangan itu sebagai suatu hal yang "mengerikan". Ia mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa orang-orang "terinjak-injak tanpa belas kasihan, dan saling sikut".
Dia menambahkan: "Rasanya seperti pengkhotbah itu telah melemparkan banyak uang."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pelaku Diinterogasi
Polisi mengatakan Mwamposa ditahan untuk diinterogasi.
Warioba mengatakan pihak berwenang sedang memeriksa apakah ada lebih banyak korban yang dibawa ke klinik setempat, fasilitas kesehatan dan rumah sakit.
"Insiden itu terjadi pada malam hari dan ada banyak orang, sehingga ada kemungkinan lebih banyak orang menjadi korban. Kami sedang menilai situasinya," katanya kepada Reuters.
Presiden Tanzania John Magufuli menyampaikan belasungkawa dan menyerukan keamanan yang lebih baik di acara-acara besar tersebut.
Advertisement