Sudah Darurat Kesehatan Global, WHO Tegaskan Virus Corona Belum Jadi Pandemi

Berikut hal mengenai pandemi yang perlu kita ketahui.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 05 Feb 2020, 15:05 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2020, 15:05 WIB
Sejumlah Negara Antisipasi Penyebaran Virus Corona
Anggota tim Kementerian Kesehatan Italia bersiap-siap untuk menerapkan langkah-langkah dan prosedur kesehatan terhadap risiko wabah virus corona yang mematikan, setelah penumpang mendarat di bandara Fiumicino Roma, Italia (23/1/2020). (Aeroporto Di Roma/AFP)

Liputan6.com, Jakarta- Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, wabah Virus Corona Wuhan belum menjadi pandemi global. WHO pun berharap penularan Virus Corona dapat diatasi.

Sebab, Virus Corona sangat sulit ditangani dengan adanya pergerakan massa secara global.

Dalam suatu konferensi pers, Direktur Infectious Hazards Management Department di WHO, dr Sylvie Briand mengatakan, "Kami tidak berada dalam pandemi", menjelaskan dengan adanya anggapan Virus Corona saat ini dianggap sebagai epidemi dengan banyak wilayah.

"Kami akan mencoba untuk memadamkan transmisi di masing-masing," katanya, menambahkan bahwa mereka percaya dapatnya dilakukan langkah-langkah penahanan.

Sylvie Briand juga mengatakan, bahwa "Langkah-langkah pengendalian saat ini adalah dengan mendeteksi kasus secara dini, isolasi awal dan pengobatan, pelacakan kontak dan langkah-langkah penahanan sosial di tempat-tempat yang mempunyai risiko penularan," seperti dikutip dari CNN, Rabu, (5/2/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Bagaimana Pandemi Terjadi?

Wabah Virus Corona, China Sulap Pusat Konvensi Jadi Rumah Sakit
Para pekerja mengatur tempat tidur di pusat konvensi yang diubah menjadi rumah sakit sementara virus corona, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Selasa (4/2/2020). Dari 427 korban tewas akibat virus corona, hampir seluruhnya terjadi di China. (Chinatopix via AP)

Pandemi didefinisikan sebagai penyebaran penyakit baru di seluruh dunia, namun, tidak sesederhana itu. Rinciannya masih menjadi perdebatan dengan banyak faktor, termasuk perlu diperhitungkannya kekebalan populasi dan tingkat keparahan penyakit.

Epidemi dikatakan melebihi jumlah normal dari suatu kasus penyakit, yang perilakunya terkait kesehatan atau peristiwa kesehatan lainnya di suatu komunitas atau wilayah. Menurut WHO, wabah penyakit merupakan kejadian kasus penyakit yang melebihi apa yang biasanya terlihat.

Flu H1N1, yang terjadi pada 2009 merupakan pandemi terakhir yang dilaporkan, yang menelan ratusan ribu nyawa di seluruh dunia.


Akankah Pandemi Terjadi?

Staf medis memindahkan seorang pasien dari ambulans ke rumah sakit Jinyintan, tempat pasien-pasien terinfeksi virus corona dirawat di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Senin 20 Januari 2020.
Staf medis memindahkan seorang pasien dari ambulans ke rumah sakit Jinyintan, tempat pasien-pasien terinfeksi virus corona dirawat di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Senin 20 Januari 2020. (Source: AP)

Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa sejauh ini penyebaran di luar China tampaknya "minimal dan lambat."

Namun, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease, Dr. Anthony Fauci, mengatakan bahwa ia percaya arah pandemi bisa tertuju. Ia pun mengatakan kepada The New York Times, "Ini sangat, sangat menular, dan hampir pasti akan menjadi pandemi," seperti dikutip dari VOA News, Rabu, (5/2/2020).


Bagaimana Dunia Merespon Pandemi?

Wabah Virus Corona, China Sulap Pusat Konvensi Jadi Rumah Sakit
Para pekerja mengatur tempat tidur di pusat konvensi yang diubah menjadi rumah sakit sementara virus corona, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Selasa (4/2/2020). Jumlah pasien terinfeksi virus corona tertinggi berada di Provinsi Hubei, China, yang mencapai 13.522 orang. (Chinatopix via AP)

Sudah ada 19 negara yang secara resmi telah memberi tahu PBB mengenai langkah-langkah atau pembatasan yang diberlakukan sehubungan dengan adanya wabah dan deklarasi pandemi yang dapat menghasilkan kecemasan.

Amerika Serikat juga telah membatasi kunjungan untuk mereka yang sudah mengunjungi China dalam 14 hari terakhir sebelum mengunjungi wilayah mereka.

Beberapa negara juga pernah memberlakukan hal yang sama, saat wabah SARS terjadi pada tahun 2003 dan pandemi influenza H1N1 pada tahun 2009.

WHO dikabarkan akan mengadakan pertemuan dengan perwakilan industri perjalanan dan pariwisata untuk membahas penyusunan terkait saran lebih lanjut dalam melindungi tim mereka sehingga perjalanan ke China dapat dilanjutkan.

Larangan bepergian juga dikabarkan tidak disetujui oleh WHO.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan, "Tidak ada alasan untuk tindakan yang tidak perlu untuk mengganggu perjalanan dan perdagangan internasional," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya