Liputan6.com, Jakarta Keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik Amerika Serikat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta menghentikan bantuan luar negeri memberikan dampak signifikan terhadap berbagai program kesehatan global. Langkah ini menghantam upaya pemberantasan HIV, polio, dan ancaman penyakit lainnya, sebagaimana disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers virtual dari Jenewa. Ia menekankan bahwa kebijakan tersebut telah menyebabkan gangguan besar dalam layanan kesehatan di berbagai negara.
Dalam pernyataannya, Tedros mendesak AS untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka, setidaknya hingga solusi yang lebih berkelanjutan dapat ditemukan. “Ada tindakan yang diambil oleh pemerintah AS yang kami khawatirkan memiliki dampak serius terhadap kesehatan global,” ujarnya sebagaimana yang telah dikutip dari straitstimes.com. Ia juga menyoroti bahwa penghentian pendanaan untuk President’s Emergency Plan for AIDS Relief (PEPFAR) telah secara langsung menghentikan layanan pengobatan, tes, dan pencegahan HIV di lebih dari 50 negara.
Advertisement
Tidak hanya HIV, kebijakan AS juga berdampak pada program pemberantasan polio serta respons terhadap cacar monyet (mpox) dan flu burung. Tedros menegaskan bahwa banyak klinik yang harus ditutup, tenaga medis terpaksa dirumahkan, dan jutaan pasien kehilangan akses terhadap layanan kesehatan penting. WHO pun berupaya mengisi kekosongan ini, tetapi keterbatasan sumber daya menjadi tantangan besar.
Advertisement
Dampak Langsung dari Penghentian Pendanaan AS
Keputusan AS untuk menghentikan bantuan luar negeri telah memberikan efek domino terhadap berbagai program kesehatan global. Tedros menjelaskan bahwa salah satu dampak terbesar terjadi pada layanan HIV/AIDS, terutama di negara-negara yang bergantung pada bantuan AS untuk pengadaan obat antiretroviral (ARV). Sejumlah klinik yang sebelumnya menyediakan pengobatan bagi penderita HIV terpaksa ditutup akibat ketiadaan dana operasional.
Selain HIV, program vaksinasi polio juga mengalami kendala serius. WHO melaporkan bahwa penghentian dana menyebabkan penundaan distribusi vaksin di beberapa negara berkembang. Akibatnya, ada kekhawatiran bahwa kasus polio bisa kembali meningkat di wilayah yang sebelumnya telah berhasil mengendalikan penyakit ini.
Di Myanmar, hampir 60.000 orang kehilangan akses terhadap layanan kesehatan yang menyelamatkan nyawa. Hal ini terutama berdampak pada masyarakat rentan yang sebelumnya mengandalkan bantuan dari WHO untuk memperoleh pengobatan dasar dan perawatan medis darurat.
Advertisement
Upaya WHO Mengatasi Kekurangan Dana
Sebagai respons terhadap kekurangan dana, WHO tengah mencari alternatif pendanaan untuk memastikan program kesehatan tetap berjalan. Salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan adalah mengumpulkan dana abadi sebesar $50 miliar guna memastikan keberlanjutan program kesehatan global. Meskipun demikian, Tedros belum memberikan detail lebih lanjut mengenai bagaimana dana ini akan dikumpulkan dan dikelola.
Selain itu, WHO juga mulai mempertimbangkan metode pemulihan dana seperti mengenakan biaya atas beberapa layanan tertentu. Langkah ini diharapkan dapat membantu menutupi sebagian kekurangan anggaran, meskipun ada kekhawatiran bahwa kebijakan ini bisa membatasi akses bagi kelompok masyarakat kurang mampu.
Meskipun WHO terus berupaya mengatasi krisis pendanaan ini, Tedros menegaskan bahwa dukungan dari negara-negara maju seperti AS tetap krusial. Ia berharap AS dapat mempertimbangkan kembali keputusannya demi kepentingan kesehatan global.
Krisis Kolaborasi Global dalam Pengendalian Wabah
Selain berdampak pada pendanaan, keputusan AS untuk menarik diri dari WHO juga menghambat kolaborasi internasional dalam menangani wabah penyakit. Tedros menyatakan bahwa WHO kini memiliki akses terbatas terhadap data penyebaran flu burung di AS, yang bisa menghambat respons global terhadap potensi pandemi.
Maria Van Kerkhove, Direktur Interim untuk Pandemi dan Epidemi WHO, mengungkapkan bahwa sejak 24 Januari, lembaganya belum menerima laporan resmi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) terkait perkembangan kasus flu burung. “Kami terus berupaya menghubungi rekan-rekan kami di pemerintah AS. Hingga kini, kami belum menerima tanggapan, tetapi kami berharap komunikasi ini dapat segera dilanjutkan,” ujarnya.
Kurangnya transparansi dan kerja sama ini menjadi tantangan besar bagi WHO dalam mengoordinasikan langkah-langkah pencegahan di tingkat global. Tanpa data yang memadai, WHO kesulitan memetakan risiko dan merancang strategi yang efektif dalam menangani potensi penyebaran penyakit.
Advertisement
Upaya Menjaga Keamanan Kesehatan Global
Keputusan AS untuk menghentikan bantuan dan keluar dari WHO menimbulkan tantangan besar bagi sistem kesehatan global. Meskipun ada beberapa upaya untuk mencari alternatif pendanaan, banyak pihak masih berharap AS dapat kembali memberikan dukungannya.
Tedros menegaskan bahwa WHO akan terus mencari solusi terbaik agar layanan kesehatan di berbagai negara tidak terhenti. Namun, ia juga mengingatkan bahwa tanpa partisipasi aktif dari AS dan negara-negara donor lainnya, pencapaian yang telah diraih dalam bidang kesehatan global bisa terancam.
Sementara itu, komunitas internasional dan berbagai lembaga kesehatan mulai mempertimbangkan langkah-langkah lain untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh AS. Meski demikian, para ahli tetap mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari kebijakan ini terhadap kesehatan masyarakat dunia.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik
1. Mengapa AS menghentikan bantuan dana untuk WHO?
Keputusan ini diambil oleh pemerintahan Trump sebagai bagian dari kebijakan peninjauan ulang terhadap pendanaan luar negeri yang diberikan AS, termasuk kepada WHO.
2. Apa dampak terbesar dari penghentian dana ini?
Beberapa program kesehatan global, seperti pengobatan HIV, pemberantasan polio, dan penanggulangan wabah, mengalami gangguan serius akibat kurangnya pendanaan.
3. Bagaimana WHO merespons kebijakan ini?
WHO tengah mencari alternatif pendanaan, termasuk mengusulkan dana abadi sebesar $50 miliar dan mengenakan biaya atas layanan tertentu.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)