Hosni Mubarak Meninggal, Eks Presiden Mesir yang Hampir 30 Tahun Memimpin

Hosni Mubarak meninggal dunia. Ia hampir 3 dekade berkuasa di Mesir.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 25 Feb 2020, 19:37 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2020, 19:37 WIB
Presiden Mesir Hosni Mubarak dan Presiden AS George W Bush
Presiden Mesir Hosni Mubarak dan Presiden AS George W Bush (Wikipedia/White House)

Liputan6.com, Kairo - Mantan presiden Mesir, Hosni Mubarak, dilaporkan meninggal di Kairo pada usia 91 tahun pada Selasa (25/2/2020). Perjalanan politiknya amatlah panjang, ia pernah menjabat sebagai wakil presiden, perdana menteri, hingga presiden Mesir. 

Kekuasaan Hosni Mubarak sebagai presiden hampir saja genap berusia 30 tahun apabila ia tidak dilengserkan oleh rakyat pada revolusi 2011. Kala itu, rakyat Mesir marah terhadap korupsi dan berbagai masalah sosial di rezim Mubarak. 

Hosni Mubarak menjadi presiden setelah Anwar Sadat tewas dibunuh pada 1981 oleh musuh politiknya. Posisinya langsung naik menjadi presiden, sebab ia merupakan wakil presiden dari Anwar Sadat. Dimulailah rezim panjangnya di Mesir sejak itu. 

Sebelum ia berkuasa di politik, dan berakhir dilengserkan, ternyata Anwar Sadat dipandang sebagai pahlawan oleh rakyat Mesir.  

Melansir Egypt Today, Hosni Mubarak dianggap pahlawan karena menjabat sebagai komandan angkatan udara Mesir pada Perang 6 Oktober atau yang dikenal dengan Perang Yom Kippur melawan Israel.

Latar belakang Hosni Mubarak dari militer. Ia adalah lulusan Akademi Angkatan Udara Mesir. 

Kariernya di militer juga yang membawanya ke kursi kekuasaan. Sayang, pria yang pernah dianggap pahlawan ini malah menjadi musuh rakyat Mesir.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Presiden Berkuasa

Semarak Imlek, Patung Sphinx dan Piramida Mesir Berhias Cahaya
Patung Sphinx dan sejumlah piramida berwarna merah saat pertunjukan cahaya dan suara di Giza, Mesir, Kamis (23/1/2020). Pertunjukan tersebut digelar sebagai bagian dari perayaan Tahun Baru Imlek. (Xinhua/Ahmed Gomaa)

Dua tahun setelah Perang Yom Kippur, Presiden Anwar Sadat mengangkat Hosni Mubarak sebagai wakil presiden Mesir.

Sebagai presiden, Hosni Hosni Mubarak memerintah dengan tangan besi yang mengakibatkan pelanggaran HAM di Mesir. Tak heran, rakyat yang kesal dengan brutalitas polisi menjadi salah satu alasan kejatuhan Hosni Mubarak.

Hosni Mubarak juga terkenal dekat dengan Amerika Serikat dan anti terhadap kalangan Islami radikal. Faktor-faktor itu menyebabkan Hosni Mubarak beberapa menjadi target pembunuhan, seperti di Etiopia pada 1995.

Pada 2005, Hosni Mubarak didorong oleh Amerika Serikat untuk menerapkan demokrasi dan mengizinkan lawan politiknya ikut maju pemilu. Setelahnya, lawan politiknya malah dipenjara karena tuduhan penipuan. Amerika pun berang.

Selama menjadi presiden, Hosni Mubarak hampir tidak pernah mengangkat wakil presiden, meski ia punya perdana menteri. Satu-satunya wapres yang ia angkat adalah Omar Suleiman yang merupakan kepala intel Mesir.

Omar Suleiman juga yang mengumumkan bahwa Hosni Hosni Mubarak mundur sebagai presiden akibat revolusi Mesir 2011.

Usai lengser, Hosni Hosni Mubarak sempat melalui pengadilan atas tuduhan korupsi dan pelanggaran HAM saat melawan revolsi. 

Ia sempat didakwa penjara seumur hidup, namun pada 2013 pengadilan membatalkan putusan itu. Hosni Mubarak jarang terlihat di publik usai dilengserkan dan menjalani berbagai peradilan. Ia akhirnya bebas pada 2017.

Media asing menduga Hosni Hosni Mubarak menyimpan emas hingga puluhan ton di luar negeri. Namun, Hosni Mubarak membatan tuduhan itu. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya