Muhyiddin Yassin Jadi PM Malaysia, Mahathir Mohamad: Saya Merasa Dikhianati

Mahathir Mohamad ungkapkan perasaannya mengenai situasi politik terkini di Malaysia.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 01 Mar 2020, 13:29 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2020, 13:29 WIB
Mahathir Mohamad Mundur sebagai PM Malaysia
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berbicara dalam konferensi pers di Putrajaya, Malaysia, (9//5/2019). Seperti dilansir aljazeera.com, mundurnya Mahathir sebagai PM Malaysia akan membuka jalan bagi kemungkinan pembentukan pemerintahan baru. (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mantan perdana menteri Malaysia dan ketua Partai Bersatu, Mahathir Mohamad telah mengungkapkan perasaannya ketika menjawab pertanyaan mengenai situasi politik di Malaysia saat ini, terutama, menyusul pengambilan sumpah Muhyiddin Yassin sebagai PM baru Malaysia.

Mahathir Mohamad mengungkapkan bahwa dia merasa paling dikhianati oleh Muhyiddin Yassin.

Saat konferensi pers di Yayasan Albukhary pada Minggu 1 Maret 2020 waktu setempat, atau berselang setelah Muhyiddin disumpah sebagai PM, Tun Mahathir mengatakan, "Saya merasa dikhianati, kebanyakan oleh Muhyiddin. Dia sudah mengerjakan ini sejak lama dan sekarang dia berhasil", ungkapnya, seperti dikutip dari Malaysiakini, Minggu (1/3/2020).

Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah telah mengumumkan Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri baru, seminggu setelah masalah politik yang telah terjadi, meskipun Mahathir Mohamad telah mengklaim bahwa dia memiliki dukungan mayoritas dari anggota Dewan Rakyat.

Muhyiddin Yassin telah dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia pada 1 Maret, pukul 10.30 pagi waktu setempat.

Mahathir juga menyatakan bahwa presiden Partai Bersatu itu bukan "perdana menteri yang tepat" berdasarkan hukum.

Dr. M (julukan Mahathir) menuding bahwa Muhyiddin Yassin tidak memiliki dukungan mayoritas dari anggota parlemen.

Berbicara kepada media, Mahathir menyebut keputusan Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah untuk menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri kedelapan negara itu sebagai "aneh" mengingat aliansi Mahathir bersikeras bahwa ia memiliki jumlah dukungan yang lebih besar di Dewan Rakyat.

"Raja telah membuat keputusan untuk tidak melihat saya lagi, tetapi untuk menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri sehingga saya tidak memiliki kesempatan untuk memberi tahu raja bahwa dia (Muhyiddin) tidak memiliki mayoritas. Itu saja ... Saya tidak bisa berkomunikasi dengan istana," kata Mahahthir kemarin, seperti dikutip dari Malaysiakini.

"[...] Ini adalah hal yang sangat aneh karena dari hasil pemilihan umum (ke-14) haruslah pemenang yang membentuk pemerintah. Di sini, kita akan melihat bahwa dari pemilihan yang sama, yang kalah akan membentuk pemerintah dan pemenang akan menjadi oposisi," katanya.

Saksikan Video Berikut Ini:

Dorongan Kemunduran

Mahathir Mohamad Mundur sebagai PM Malaysia
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad melambaikan tangan ke media setelah konferensi pers di Putrajaya, Malaysia, 15 April 2019. (AP Photo/Vincent Thian)

"Pemerintah pintu belakang" merupakan langkah yang dibentuk yang diyakini dimulai oleh mantan deputi presiden PKR, Azmin Ali dan Muhyiddin Yassin, bersama dengan UMNO dan PAS.

Langkah ini merupakan alasan yang dikatakan mendorong Mahathir Mohamad untuk mengundurkan diri sebagai perdana menteri meskipun ia kemudian diangkat kembali sebagai perdana menteri interim.

Seorang wartawan juga menanyakan perasaan Mahathir Mohamad terhadap Azmin Ali, pertanyaan itu pun dijawab dengan mengatakan, "Dia (Azmin) memiliki agendanya sendiri," tutur Mahathir Mohamad.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya