Liputan6.com, Sydney - Australia kini sedang mempertimbangkan pembatasan yang lebih ketat pada pertemuan publik untuk memperlambat penyebaran Virus Corona COVID-19. Sejumlah langkah besar pun telah dilakukan seperti penutupan Sydney Opera House, serta maskapai nasional Qantas yang memangkas kapasitas penerbangan internasionalnya dan bahkan pengadilan negara menunda persidangan.
Perdana Menteri Scott Morrison pun membahas hal ini dengan kabinet nasional yang baru dibentuk, bersama tim tanggap darurat yang mencakup para pemimpin negara bagian dan pejabat medis senior, melalui tautan video pada Selasa 17 Maret di tengah kekhawatiran penyebaran Virus Corona telah meningkat pesat. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (17/3/2020).
Baca Juga
Morrison juga mengumumkan pada Senin 16 Maret, siapa pun yang tiba di Australia dari luar negeri akan diminta untuk melakukan isolasi diri selama 14 hari. Kendati demikian, langkah besar lainnya ia tunda seperti menutup sekolah atau memberlakukan jam malam.
Advertisement
Dibandingkan dengan negara lain, Australia sejauh ini mengalami paparan yang relatif rendah terhadap Virus Corona COVID-19, dengan sekitar 400 kasus dan lima kematian.
Namun, para pejabat semakin khawatir tentang pertumbuhan eksponensial dalam jumlah kasus. New South Wales, negara bagian terpadat di negara itu, pada hari Selasa mencatat kenaikan satu hari tertinggi dalam jumlah infeksi sejauh ini.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Banyak Acara Dibatalkan
Ikut terkena dampaknya, sejumlah acara di Australia pun ikut dibatalkan. Ada pun di antaranya adalah Australian Fashion Week, festival musik Splendor in the Grass, semua pertandingan Cricket Australia dan World Surf League.
Beberapa negara bagian dan teritori membatalkan upacara dan pawai yang direncanakan untuk Hari Anzac pada bulan April, hari peringatan nasional bagi warga Australia dan Selandia Baru yang bertugas selama masa perang, yang merupakan acara utama pada kalender budaya negara tersebut.
Menteri Pariwisata Simon Birmingham mengatakan pemerintah berencana untuk melakukan "segala yang kami bisa" untuk membantu bisnis pariwisata dan membuka kemungkinan bailout untuk Qantas Airways Ltd dan saingannya Virgin Australia Holdings.
Pihak Qantas mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya memotong kapasitas internasional sekitar 90 persen hingga setidaknya akhir Mei. Virgin Atlantic Airlines pun mengumumkan pengurangan kapasitas yang dalam minggu lalu.
"Kami akan pulih," kata Birmingham.
"Kami akan keluar dari Virus Corona dan kami harus memastikan bahwa kami memiliki operator tur kami, objek wisata kami, semua infrastruktur pariwisata penting kami dan bisnis yang dapat meningkatkan dan menjadi bagian dari pemulihan secepat mungkin sehingga kami dapat membuat orang kembali ke pekerjaan dan kita mendapatkan dana mengalir kembali melalui ekonomi kita."
Sektor pariwisata menyumbang lebih dari 3 persen ekonomi Australia $ 1,95 triliun (US $ 1,19 triliun), dan pembatasan perjalanan global diperkirakan akan mengurangi rata-rata 9 juta orang asing yang mengunjungi negara itu setiap tahun.
Advertisement