2 Asteroid Dekati Bumi 15 April, Salah Satunya Sebesar Patung Liberty

Sistem pelacakan NASA telah mendeteksi dua asteroid yang akan mendekati Bumi pada Rabu 15 April 2020.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 14 Apr 2020, 19:10 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2020, 19:10 WIB
ilustrasi asteroid.
ilustrasi asteroid. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Sistem pelacakan NASA telah mendeteksi dua asteroid yang akan mendekati Bumi pada pekan ini, tepatnya Rabu 15 April 2020.

Menurut Center for Near-Earth Objects dari badan antariksa AS itu, 2020 GH2 dan 2020 FX3 termasuk dalam kategori paling berbahaya dari asteroid Apollo, yang berarti orbitnya bersinggungan dengan planet kita.

Kedua benda yang dikategorikan berpotensi berbahaya itu akan terbang melewati Bumi pada 15 April, demikian dikutip dari laman SputnikInternational, Selasa (14/4/2020).

Yang pertama adalah asteroid bernama 2020 GH2 berukuran lebar 98 kaki (29 meter). Menurut NASA, asteroid ini tidak akan menimbulkan bahaya bagi Bumi karena ukurannya yang kecil.

Bahkan jika asteroid jatuh di planet manusia, ia tidak akan bisa mencapai permukaan karena akan terbakar di atmosfer Bumi, menyebabkan ledakan di udara.

Namun, bebeda dengan asteroid kedua bernama FX3 2020 yang terlalu besar untuk terbakar di atmosfer. Diperkirakan diameternya 295 kaki (89 meter), kira-kira seukuran Patung Liberty, dan bergerak dengan kecepatan sangat tinggi 23.000 mil per jam (37.000 kmpj).

Jika jatuh di planet manusia, itu akan menyebabkan kerusakan parah di perkotaan atau pedesaan.

Tetapi kedua benda langit ini masih sangat kecil dibandingkan dengan asteroid lain yang diprediksi akan melaju melewati Bumi pada 29 April.

Asteroid (52768) 1998 OR2 memiliki diameter perkiraan 1,1 mil (1,8 kilometer). Ini sebesar pulau Manhattan. Berita baiknya adalah raksasa ini akan berada 3,9 juta mil jauhnya dari Bumi ketika ia terbang melewati planet manusia.

Simak video berikut ini:

Fenomena Langit Lain

Supermoon di Acropolis Hill, Athena, Yunani pada Februari 2019 (AP)
Supermoon di Acropolis Hill, Athena, Yunani pada Februari 2019 (AP)

Beberapa hari lalu, fenomena langit yang terjadi adalah Pink Supermoon. Pink Supermoon terbesar dan paling terang sepanjang tahun 2020 yang diprediksi terjadi pada 7 dan 8 April 2020.

"Bulan purnama terbesar tahun ini bersinar sepanjang malam karena sinar itu muncul di timur setelah matahari terbenam 7 April 2020," ujar EarthSky Bruce McClure, demikian dikutip dari laman USA Today.

"Lalu, Pink Supermoon juga masih terlihat di barat saat Matahari terbit 8 April 2020," tambahnya.

Dari tiga supermoon tahun ini, Pink Supermoon pada April merupakan yang terbesar lantaran paling dekat dengan planet kita.

Jaraknya ada di titik 356.907 km (221.772 mil) dari Bumi, membuatnya tampak lebih besar dan lebih terang di malam hari, demikian dikutip dari Independent.com.

Apa itu Supermoon?

Supermoon terjadi ketika bulan sangat dekat dengan Bumi lalu dalam keadaan penuh. Kedekatan Bulan dengan Bumi, secara alami, membuatnya terlihat sangat dekat dan sangat terang.

Bahkan, ukurannya bisa 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari bulan purnama pada titik terjauh dari Bumi.

Istilah Supermoon diciptakan pada tahun 1979 oleh seorang ahli bernama Richard Nolle.

Sebutan ini menjadi istilah yang semakin populer dan ramah media dalam beberapa dekade sejak itu.

Menurut NASA, istilah ini digunakan oleh media hingga hari ini untuk menggambarkan apa yang para astronom sebut bulan purnama perigean: bulan purnama yang terjadi di dekat atau pada saat bulan berada pada titik terdekatnya dalam orbitnya di sekitar Bumi.

Karena efek optik yang dikenal sebagai ilusi Bulan, Bulan Purnama bisa tampak besar ketika naik di belakang objek yang jauh di cakrawala. Supermoon tampak sangat mengesankan.

Ada 13 Bulan penuh yang bisa dinantikan pada tahun 2020. Inilah saatnya Anda dapat melihatnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya