Pertama Kalinya Kasus Positif Corona COVID-19 di Italia Menurun

Kasus Virus Corona (COVID-19) di Italia menunjukan sedikit tren positif.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 21 Apr 2020, 11:27 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2020, 06:19 WIB
Roma yang Bak Kota Hantu
Foto udara pagi pada 30 Maret 2020, jalan utama Piazza Venezia dan Via del Corso yang sepi selama penerapan penutupan nasional atau lockdown di Roma. Roma menjelma bak kota mati pasca pemerintah Italia memberlakukan aturan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona. (Elio CASTORIA/AFP)

Liputan6.com, Roma - Kasus pasien Virus Corona (COVID-19) di Italia pertama kalinya dilaporkan menurun. Berdasarkan data resmi, kini ada 109.257 kasus aktif, turun 20 pasien dari sebelumnya.

"Untuk pertama kalinya, kami melihat sebuah perkembangan positif: jumlah yang positif telah menurun," ujar kepala Perlindungan Sipil Italia Angelo Borrelli seperti dikutip The Local, Selasa (21/4/2020).

Secara keseluruhan, jumlah kasus positif Virus Corona, pasien sembuh, dan pasien meninggal, semuanya bertambah, meski dalam laju yang lebih lambat.

Penambahan kasus positif harian terus melambat. Dalam 24 jam terakhir, kasus baru turun hampir 800. Penambahan kasus baru kurang dari 1,7 persen per hari.

Data penambahan kasus menjadi penting karena para ilmuwan berkata pengaturan lockdown harus berdasarkan data kasus baru. Mereka meminta perubahan aturan lockdown baru (Lockdown Tahap 2) diterapkan jika angka kasus baru sudah di bawah 1 persen.

Lockdown Tahap 2 adalah kebijakan pelonggaran yang merupakan tahap menuju normalitas. Untuk lockdown saat ini masih berlangsung hingga 2 Mei.

Saat ini, masih banyak bisnis yang tutup dan sekolah di Italia juga tutup hingga September. Kegiatan orang di luar rumah juga dibatasi agar tidak terlalu jauh dari tempat tinggal.

Per Senin kemarin, ada 454 orang meninggal di Italia akibat Virus Corona dan totalnya menjadi 24.114 orang. Pasien sembuh bertambah 1.822 menjadi 48.477. Saat ini, ada 27.500 pasien Virus Corona yang dirawat di rumah sakit Italia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Ada Desakan Liga Italia Dibatalkan, Presiden FIGC Pilih Melanjutkan

Perjuangan Ini Belum Usai
Petugas medis yang bekerja di Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan,, China pada 28 Februari 2020. Virus Corona yang bermula di China tengah pada Desember 2019 kini menyebar secara global di mana lima negara terdampak paling besar, yakni Cina daratan, Korea Selatan, Iran, Italia dan Jepang (STR/AFP)

Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, mengakui belakangan ini terdapat dua pendapat berbeda mengenai nasib Liga Italia musim ini setelah pandemi virus corona Covid-19.

Tapi, Gravina menegaskan bahwa tidak enggan menjadi penggali kubur sepak bola Italia, walaupun masih ada kekhawatiran tentang pandemi corona Covid-19 yang membayangi Negeri Pizza tersebut. 

Gravina mencemaskan apa yang terjadi apabila kompetisi Liga Italia musim ini dibatalkan. Dia juga ingin membujuk pemerintah Italia untuk mempertimbangkan matang-matang sebelum mengeluarkan keputusan soal kelanjutan kegiatan olahraga.

"Sekarang terdapat dua pihak yang berbeda pendapatm pertama menginginkan seluruh aktivitas kompetisi olahraga dihentikan sama sekali, kemudian kubu lain menghendaki kompetisi dilanjutkan," terang Gravina dalam program televisi Che Tempo Che Fa, seperti dilansir Goal.

"Saya tidak bisa menjadi penggali kubur sepak bola Italia," kata pria berusia 66 tahun ini.

Gravina menilai, posisinya sebagai Presiden FIGC mengharuskannya mendukung gerakan untuk melanjutkan kompetisi sepak bola atau olahraga. Dia sendiri optimistis Liga Italia Serie A bisa mulai dilanjutkan pada Juni 2020.

"Yang harus dikhawatirkan buka soal jika musim ini dihentikan sekarang, namun apabila sepak bola tidak dilanjutkan maka dampak negatifnya di masa mendatang," tutur Gravina.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya