Kasus Corona COVID-19 di Rusia Tembus 93 Ribu, Vladimir Putin Angkat Bicara

Kasus Virus Corona (COVID-19) di Rusia meningkat pesat.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Apr 2020, 11:55 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2020, 08:15 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin. (AFP)

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin memperpanjang lockdown di Rusia hingga 11 Mei. Ini karena kasus Virus Corona (COVID-19) di Rusia melonjak drastis, bahkan lebih banyak dari China.

Kasus di Rusia pada awalnya lebih sedikit dari negara-negara Eropa lain, tetapi kini kasusnya sudah hampir 100 ribu kasus, yakni 93 ribu orang. Angka itu meningkat enam ribu kasus dari sehari sebelumnya. 

Lockdown di Rusia disebut pekan "tanpa bekerja". Awalnya kebijakan diterapkan pada Maret, kemudian diperpanjang hingga 30 April, dan kini lanjut hingga Mei.

"Situasinya masih rumit," ujar Presiden Putin seperti dikutip The Moscow Times, Rabu (29/4/2020). "Kita sudah berhasil memperlambat penyebaran epidemi, tetapi kita belum melewat puncaknya," ujarnya kepada para gubernur.

Keputusan menambah lockdown dibuat setelah otoritas kesehatan berkata kasus Corona bakal kembali melonjak pada liburan awal Mei mendatang jika tidak lockdown. Putin meminta semua pihak disiplin karena virus masih berbahaya.

"Ancaman mematikan virus ini masih ada, ini bisa mendampak semua orang. Mengingat hal itu, kita semua harus berkonsentrasi, disiplin, dan memobilisasi," ujar Putin.

Pada aturan lockdown Rusia, masyarakat diminta tetap di rumah, meski boleh keluar untuk mengajak anjing jalan-jalan di sekitar rumah. Jika pelanggar mengakibatkan masalah kesehatan, maka akan denda setara puluhan juta rupiah.

Orang-orang yang menyebar informasi palsu terkait Virus Corona yang mengancam keselamatan masyarakat juga bisa dipenjara hingga 3 tahun. Masyarakat yang ingin berpergian selain untuk belanja harus memiliki izin digital.

Episentrum COVID-19 di Rusia berada di Moskow.

Putin berkata ingin kondisi ini segera berakhir, namun ia menekankan bahaya besar Virus Corona masih mengintai dan jangan ada asumsi bahwa ancaman sudah selesai.

"Tentunya, saya ingin ketidaknyamanan ini segera berakhir," ujar Putin seperti dikutip Financial Times. "Tetapi saya ulangi: berasumsi bahwa ancamannya sudah dikira berkurang, dan akan berlalu, merupakan hal yang ceroboh dan bahkan berbahaya," tegasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Jalan Sulit

Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan alat pelindung diri lengkap mengunjungi rumah sakit tempat pasien positif corona dirawat di Kommunarka, Moskow, Selasa (24/3/2020). Putin memberikan apresiasi kepada para dokter dan tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19. (Alexey DRUZHININ/SPUTNIK/AFP)

Presiden Putin berkata ke depannya Rusia akan mengalami masa sulit. Ia menyebut tahap baru ini akan menjadi tahap yang intens dalam melawan Virus Corona.

"Risiko tertular berada di level tertinggi dan ancaman, bahaya maut dari virus ini masih ada," ujar Putin.

Vladimir Putin meminta agar ada persiapan untuk pembukaan ekonomi usai jadwal lockdown berakhir pada Mei. Lockdown secara berhatap dibuka pada 12 Mei.

Pada kebijakan lockdown ini, banyak bisnis yang tutup, kecuali bisnis yang esensial. Pemerintah juga meminta agar perusahaan menerapkan Work From Home.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya