Liputan6.com, Jakarta- Media pemerintah China menuduh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah berbohong, setelah dia mengatakan ada "bukti besar" bahwa Virus Corona COVID-19 berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan.
Pompeo membuat klaim pada hari Minggu, tanpa membahasnya secara spesifik.
Mengutip BBC, Rabu (6/5/2020), Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, klaim AS spekulatif dan tidak menunjukkan adanya bukti spesifik
Advertisement
Di sisi China sendiri, sebuah media pemerintah Tiongkok sering memberi wawasan tentang arah pemikiran pemerintah, tetapi belum ada tanggapan resmi atas komentar Pompeo.
Pada hari Senin, media cetak Global Times menuduh Pompeo memiliki "teori absurd dan fakta-fakta yang diputarbalikkan", dan pada hari Selasa serangan pun masih berlanjut.
"Pompeo bertujuan untuk membunuh dua burung dengan satu batu dengan memuntahkan kepalsuan," tulis media tersebut.
"Pertama, dia berharap dapat membantu Trump memenangkan pemilihan ulang November ini ... kedua, Pompeo membenci sosialis China dan, khususnya, tidak dapat menerima kebangkitan China."
Media itu mengakui tentang adanya masalah dalam tanggapan China terhadap wabah itu, tetapi kemudian mengklaim bahwa upaya dan kerja keras pemerintah telah cukup untuk menutupi kekurangan tersebut.
Media itu juga kemudian mengatakan "dapat dibayangkan bahwa virus tersebut pertama kali menginfeksi manusia di tempat lain (selain Wuhan)".
Global Times bukan satu-satunya media China yang membidik Pompeo dan AS.
People's Daily mengatakan Pompeo tidak "memiliki bukti", sementara artikel di situs CCTV menuduh politikus AS "merencanakan kejahatan."
Saksikan Video Berikut Ini:
Tuduhan Pompeo dan Trump
Apa yang dikatakan Mike Pompeo memang cukup berpotensi menimbulkan kontroversi. Pasalnya, Pompeo mengatakan ada "bukti besar" bahwa virus itu muncul dari Institut Virologi Wuhan.
"Ingat, China memiliki sejarah pernah menginfeksi dunia, dan mereka memiliki sejarah menjalankan laboratorium di bawah standar," katanya. Menurut Pompeo, virus itu bukanlah buatan manusia atau dimodifikasi secara genetik. Sama halnya seperti Pompeo, Presiden Donald Trump pun terus menyerang China dengan tuduhan-tuduhan serupa.
Pada bulan April, Trump ditanya apakah "protokol keselamatan longgar" memungkinkan virus seperti itu untuk keluar dari tempatnya. Mengingat bahwa laboratorium Wuhan memang diketahui sedang mempelajari Virus Corona pada kelelawar. Trump tidak mengkonfirmasi teorinya, tetapi mengatakan: "Semakin banyak kita mendengar cerita itu."
Pekan lalu, ketika kembali ditanya apakah dia telah melihat bukti yang memberinya "tingkat kepercayaan tinggi" bahwa virus muncul di laboratorium Wuhan.
"Ya saya punya," jawabnya - tetapi mengatakan dia tidak bisa menjelaskannya secara spesifik. Bulan lalu, Washington Post melaporkan bahwa para pejabat AS mengunjungi laboratorium pada Januari 2018, dan melaporkan kembali masalah keamanan di sana.
Advertisement