Liputan6.com, Beijing - Hari ini, 30 tahun yang lalu, pemerintah Republik Rakyat China mengumumkan bahwa mereka membebaskan 211 orang yang ditangkap selama protes besar-besaran yang diadakan di Lapangan Tiananmen di Beijing pada Juni 1989.
Sebagian besar pengamat memandang pembebasan tahanan sebagai upaya pemerintah komunis China untuk menepis publisitas negatif yang diterimanya karena penindasan brutal terhadap protes 1989, demikian seperti dikutip dari History.com, Minggu (10/5/2020).
Sekilas Demonstrasi Berdarah Tiananmen 1989
Advertisement
Pada awal 1989, protes damai (sebagian besar terdiri dari mahasiswa) diadakan di sejumlah kota di China, menyerukan demokrasi yang lebih besar dan kontrol pemerintah yang lebih sedikit terhadap perekonomian.
Pada April 1989, ribuan mahasiswa berbaris menuju Beijing. Pada Mei, jumlah pemrotes telah tumbuh hampir 1 juta. Pada 3 Juni, pemerintah merespons dengan militer yang dikirim untuk menghancurkan protes.
Dalam kekerasan yang terjadi kemudian, ribuan pengunjuk rasa tewas dan sejumlah orang yang jumlahnya tidak diketahui ditangkap. Tindakan keras pemerintah Tiongkok yang brutal mengejutkan dunia. Di Amerika Serikat, seruan untuk sanksi ekonomi terhadap China mengemuka, ditujukan untuk menghukum pelanggaran HAM yang dramatis. Pemerintah AS merespons dengan menangguhkan sementara penjualan senjata ke China.
Simak video pilihan berikut:
Pembebasan Tahanan Tiananmen
Hampir satu tahun kemudian, pada 10 Mei 1990, pemerintah China mengumumkan bahwa mereka membebaskan 211 orang yang ditangkap selama penumpasan Lapangan Tiananmen.
Sebuah pernyataan singkat pemerintah hanya mengindikasikan, "Pelanggar hukum yang terlibat dalam kekacauan dan pemberontakan kontrarevolusi tahun lalu telah diberi perlakuan yang lunak dan dibebaskan setelah selesainya penyelidikan."
Pernyataan itu juga menyatakan bahwa lebih dari 400 "pelanggar hukum" lainnya masih diselidiki saat ditahan. Pengamat Barat menyambut berita itu dengan optimisme yang berhati-hati.
Di Amerika Serikat, di mana administrasi Presiden George Bush sedang mempertimbangkan perpanjangan status China sebagai negara yang disukai oleh AS, memuji pembebasan para tahanan sebagai langkah ke arah yang benar.
Advertisement