Kabar Baik, Hasil Uji Vaksin Virus Corona ke Monyet Memberi Harapan

Salah satu vaksin Virus Corona COVID-19 memberikan harapan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Mei 2020, 21:10 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2020, 21:09 WIB
Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) pada layar pemantau di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Sampai hari ini, Posko COVID-19 DKI Jakarta terlah dihubungi 3.580 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Salah satu vaksin Virus Corona COVID-19 yang sedang diuji coba ke monyet membawa harapan baru. Vaksin itu tampak berhasil melindungi monyet dari pneumonia.

Dilaporkan BBC, Jumat (15/5/2020), vaksin itu diberikan kepada monyet rhesus macaque. Uji coba vaksin itu dilakukan di Amerika Serikat.

Uji coba tersebut merupakan kolaborasi antara Institut Kesehatan Nasional AS dan Universitas AS.

Monyet-monyet yang diberikan vaksin itu kemudian diekspor ke Virus Corona baru. Hasilnya, virus di paru-paru mereka lebih sedikit ketimbang monyet yang tidak mendapat vaksin.

Tidak ada jaminan bahwa hasil ke monyet itu bisa berhasil juga bagi manusia. Namun, monyet rhesus macaque memiliki sistem imun yang mirip dengan manusia.

Kabar baiknya lagi adalah monyet-monyet itu tidak terkena penyakit terkait imun (immune-enhanced disease). Hal itu terjadi jika vaksin memperparah penyakit.

Vaksin itu bekerja dengan cara membuat tubuh mengenali bagian "spike" dari Virus Corona. Jadi, ketika tubuh terkena bagian lengkap dari virus itu, maka tubuh sudah dapat mengerti cara bereaksi dan menghasilkan antibodi untuk melawannya.

Studi terhadap vaksin itu belum ditinjau oleh ilmuwan lain atau dipublikasi secara resmi, tetapi profesor dari London School of Hygiene and Tropical Medicine berkata studi tersebut punya kualitas tinggi.

Di Inggris, sudah ada seribu orang sukarelawan yang ikut uji coba vaksin bersama Universitas OXfrod. Totalnya, ada 100 lebih kandidat vaksin Virus Corona yang sedang dikembangkan di dunia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Prediksi Indonesia Bebas Corona pada Juni Atau Oktober Sudah Tak Berlaku

Jokowi Pimpin Ratas Bahas KUR 2020
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/12/2019). Ratas tersebut membahas pelaksanaan program kredit usaha rakyat tahun 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bulan lalu, media sempat dihebohkan dengan prediksi dari Singapura yang menyebut pandemi Virus Corona (COVID-19) di Indonesia akan berakhir pada Juni mendatang. Prediksi itu berasal dari situs SUTD Data-Driven Innovation Lab. 

SUTD merupakan singkatan dari Singapore University of Technology and Design. Peneliti SUTD berusaha melakukan predictive monitoring untuk mengetahui akhir Virus Corona di berbagai negara. 

Untuk Indonesia, awalnya diprediksi hampir 100 persen pandemi Virus Corona akan selesai pada akhir Juni. Kemudian, muncul update bahwa pandemi di Indonesia baru selesai pada Oktober. 

Kini, dua prediksi itu sudah tidak berlaku. Data-data di halaman depan situs itu sudah dihapus karena ada perubahan situasi di dunia nyata. 

"Prediksi-prediksi sebelumnya sudah tidak lagi valid karena skenario-skenario dunia nyata telah berubah dengan cepat," tulis situs itu seperti dikutip Rabu, 13 Mei 2020. 

Meski grafiknya sudah tidak tampil di halaman depan situs, grafik-grafik individual tiap negara masih bisa dilacak lewat Google. Contohnya, ini grafik Indonesia. 

Sedari awal, situs dari SUTD itu memang memperingatkan bahwa prediksi akhir Virus Corona yang mereka tampilkan hanya untuk keperluan edukasi. 

Dalam disclaimer, dijelaskan bahwa: "Konten dari situs ini ditegaskan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan penelitian saja dan kemungkinan mengandung error."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya