Meski Angka Kematian Akibat Corona Tinggi, Brasil Kekeh Buka Aktivitas Ekonomi

Amerika Latin secara keseluruhan telah muncul sebagai pusat hotspot Virus Corona COVID-19 terburuk di dunia, dengan negara-negara seperti Peru, Ekuador, Chili dan Panama.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 04 Jun 2020, 18:01 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2020, 18:01 WIB
Ilustrasi bendera Brasil (AFP)
Ilustrasi bendera Brasil (AFP)

Liputan6.com, Brasilia - Brasil mencatat rekor jumlah kematian tinggi akibat Virus Corona COVID-19 selama dua hari berturut-turut, menurut data Kementerian Kesehatan yang dirilis pada Rabu, 3 Juni 2020.

Meski demikian, pemerintah kota dan negara bagian bergerak secara agresif untuk membuka kembali aktivitas perdagangan.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (4/6/2020), negara itu mencatat 1.349 kematian akibat Virus Corona baru pada hari Rabu dan 28.633 kasus tambahan yang dikonfirmasi, data menunjukkan.

Brasil kini telah mendaftarkan 32.548 kematian dan 584.016 total kasus yang dikonfirmasi.

Amerika Latin secara keseluruhan telah muncul sebagai pusat hotspot Virus Corona terburuk di dunia, dengan negara-negara seperti Peru, Ekuador, Chili dan Panama juga bergulat dengan beban kasus yang sangat besar.

Meksiko juga menetapkan rekor baru 1.092 kematian akibat Virus Corona pada Rabu, dengan kasus di sana mencapai 100.000.

Di Brasil, Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro telah berulang kali meremehkan ancaman virus, dengan berkata bahwa kematian adalah "takdir semua orang".

Otoritas negara bagian dan lokal yang telah mendukung langkah-langkah karantina melonggarkan batasan-batasan seiring dengan meningkatnya kelaparan dan sistem keuangan publik, yang goyah dan merosot jauh ke titik berbahaya.

Simak video pilihan berikut:

Rio de Jeneiro Kini Berencana Buka Wilayah

Ilustrasi Brasil (iStock)
Ilustrasi Brasil (iStock)

Di Rio de Janeiro, kota terbesar kedua di negara itu, banyak jenis toko diizinkan buka untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan pada Selasa kemarin.

"Pertama, kita harus memikirkan kesehatan sebelum segalanya. Tanpa ragu, kita harus memikirkan ekonomi dengan kelaparan dan semua hal itu, tetapi COVID-19 adalah virus yang membunuh," kata Renato Maya, warga Niteroi.

"Pembukaan kembali tampaknya perlu, tetapi perlu dilakukan dengan cukup hati-hati."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya