Pemerintah Vietnam Pertimbangkan Perkawinan Sejenis

Vietnam bakal menjadi negeri pertama di Asia yang melegalkan perkawinan sejenis. Pemerintah bulan lalu tengah mempertimbangkan masalah perkawinan sesama jenis dalam undang-undang pernikahan.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Agu 2012, 09:54 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2012, 09:54 WIB
111109dhomoseks.jpg
Liputan6.com, Hanoi: Vietnam bakal menjadi negeri pertama di Asia yang melegalkan perkawinan sejenis. Pemerintah bulan lalu tengah mempertimbangkan masalah perkawinan sesama jenis dalam undang-undang pernikahan. Kontan rencana tersebut mendapat sambutan meriah komunitas homoseksual di negeri yang terletak di paling timur Semenanjung Indocina itu. 

Arak-arakan kaum homoseksual pun digelar dengan melakukan parade sepeda motor berhias balon dan bendera warna pelangi berkeliling Kota Hanoi. Mereka sangat mendukung pengumuman pemerintah yang mempertimbangkan perkawinan sesama jenis dalam undang-undang pernikahan. Parade ini diprakarsai oleh komunitas gay dan lesbian di Vietnam dan berlangsung damai tanpa dihentikan oleh polisi.

"Tidak ada campur tangan apa pun dan itu bagus untuk Vietnam," kata salah seorang penyelenggara, Tam Nguyen.

Menurut Tam Nguyen, parade tersebut telah mempersatukan komunitas homoseksual di Vietnam dan meningkatkan kesadaran bahwa kelompok tersebut ada. Acara parade ini digelar menyusul agenda serupa di Burma dan Laos, negara-negara tetangga Vietnam.

Homoseksualitas di Vietnam sebenarnya masih tetap dianggap tabu, dan pemerintah sendiri melarang perkawinan sesama jenis.

Van Anh salah seorang dari komunitas homoseksual mengatakan bahwa kalangan mereka masih menghadapi diskriminasi bahkan di dalam keluarga sendiri. Namun Van Anh berharap perubahan peraturan pemerintah nantinya bisa mengubah stigma yang selama ini ada di dalam masyarakat terhadap komunitas homoseksual.

"Majelis Nasional tengah mempertimbangkan (perubahan peraturan). Kami harap mereka akan mengubah peraturan (dan mengizinkan perkawinan sesama jenis) yang merupakan hal yang sangat positif untuk Vietnam dan budaya Vietnam," ujarnya. (BBC/Vin)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya