Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri melaporkan tidak ada kasus baru bagi WNI di luar negeri yang terkena Virus Corona COVID-19. Total kasus WNI positif COVID-19 di luar negeri masih 1.290 orang.
"Per 10/08 pkl 08.00 WIB. Tidak ada perubahan data WNI hari ini dengan kemarin," tulis akun @Kemlu_RI, Senin (8/10/2020).
Advertisement
Baca Juga
Negara dengan kasus COVID-19 tertinggi bagi WNI adalah Arab Saudi dengan total 208 kasus. Pada jumlah itu, sebanyak 53 sembuh, 85 masih dirawat, dan 65 meninggal dunia.
Kasus WNI yang meninggal di Arab Saudi akibat COVID-19 juga merupakan yang tertinggi di dunia. Berikut petanya:
#SahabatKemlu, berikut Perkembangan #COVID19 di Dunia & Pelindungan WNI per 10/08 pkl 08.00 WIB. Tidak ada perubahan data WNI hari ini dengan kemarin.#NegaraMelindungi #IniDiplomasi pic.twitter.com/liJu5DfGT3
— MoFA Indonesia (@Kemlu_RI) August 10, 2020
Untuk di negara-negara tetangga, kasus di negeri jiran Malaysia sejumlah 168 WNI dan mayoritas masih dirawat. Sementara di Singapura mayoritas WNI sudah sembuh.
WNI yang seluruhnya sembuh dari COVID-19 berada di Taiwan, Filipina, Italia, Spanyol, Vatikan, Belgia, Pakistan, Nigeria, Rusia, Ekuador, Thailand, Makedonia Utara, dan Irlandia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Selandia Baru 100 Hari Tanpa Infeksi Lokal Virus Corona COVID-19
Selandia Baru telah berhasil melewati 100 hari tanpa merekam kasus Virus Corona COVID-19 yang ditularkan secara lokal. Kendati demikian, hal ini menjadi sebuah pencapaian yang disambut baik namun membawa peringatan agar tidak berpuas diri.
Kasus terakhir penularan komunitas terdeteksi pada 1 Mei, beberapa hari setelah negara itu mulai mengurangi pengunciannya. Demikian seperti mengutip laman BBC, Senin (10/8/2020).
Hari Minggu 9 Agustus kemarin adalah hari keempat berturut-turut tanpa adanya kasus baru COVID-19 yang dilaporkan.
Jumlah total kasus aktif di negara itu masih berada di angka 23, dan semuanya berada dalam isolasi.
Selandia Baru bernasib lebih baik daripada negara lain, lantaran hanya mencatat 1.219 kasus yang dikonfirmasi dan 22 kematian sejak virus itu tiba pada akhir Februari.
Dipuji secara internasional atas penanganan pandemi, pemerintah negara itu telah mencabut hampir semua pembatasan penguncian, yang pertama kali diberlakukan pada bulan Maret.
Penguncian awal, pembatasan perbatasan yang ketat, pesan kesehatan yang efektif, dan program uji-dan-pelacakan yang agresif semuanya telah dikreditkan dengan hampir menghilangkan virus di negara itu.
Advertisement