Liputan6.com, Jakarta- Gubernur Sao Paulo mengatakan pada Rabu 13Â Agustus 2020 bahwa ia dinyatakan positif Virus Corona COVID-19.
Meski demikian, gubernur negara bagian dengan angka kematian Virus Corona COVID-19 tertinggi di Brasil tersebut menyatakan akan tetap bekerja dari karantina.
Gubernur Joao Doria adalah pendukung yang aktif untuk langkah-langkah lockdown dalam upaya mencegah Virus Corona COVID-19 di Brasil, seperti dikutip dari AFP, Kamis (13/8/2020).
Advertisement
Selain itu, ia juga merupakan penentang utama Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro, yang secara teratur meremehkan COVID-19 dan berpendapat kerusakan ekonomi dari penutupan bisnis akan lebih buruk daripada penyakitnya.
Meskipun hasi tesnya positif, Gubernur Joao Doria (62 tahun) menyatakan dalam sebuah video yang diposting via Twitter bahwa dirinya "benar-benar tanpa gejala".
"Saya baru menerima hasil tes keenam saya untuk COVID-19 dan sayangnya hasilnya positif," ungkapnya.
Gubernur Joao Doria juga menyampaikan, "Saya merasa baik-baik saja. Saya akan pulang ... dan akan terus mengadakan pertemuan jarak jauh dengan semua sektor pemerintah Sao Paulo selama 10 hari ke depan."
Dengan lebih dari 3,1 juta kasus dan 103.000 kematian, Brasil memiliki jumlah infeksi dan kematian akibat Virus Corona COVID-19 tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kasus Virus Corona COVID-19 Sebelumnya pada Para Pejabat Brasil
Sebelum Gubernur Sao Paulo Joao Doria, Presiden Jair Bolsonaro juga dinyatakan positif terkena Virus Corona COVID-19 pada bulan lalu, dan menghabiskan hingga tiga pekan untuk karantina.
Sementara itu, 8 menteri kabinetnya dan 11 dari 27 gubernur Brasil, termasuk Joao Doria, juga dinyatakan positif COVID-19.
Negara Bagian Sao Paulo merupakan rumah bagi 46 juta penduduk. Pusat industri di Brasil itu kini juga telah menjadi pusat penyebaran Virus Corona COVID-19 dengan hampir 640.000 infeksi dan lebih dari 25.000 kematian.
Pada bulan Juni, Sao Paulo memulai proses pembukaan kembali secara bertahap, meskipun adanya peringatan dari para ahli medis bahwa langkah itu masih terlalu dini.
Advertisement