Liputan6.com, Jakarta Udara bersih sangat penting bagi kesehatan dan kehidupan manusia sehari-hari. Maka polusi udara adalah risiko lingkungan terbesar bagi kesehatan manusia dan salah satu penyebab utama kematian dan penyakit yang sebenarnya sangat bisa dihindari.
Sekitar 6,5 juta kematian dini (2016) di seluruh dunia disebabkan polusi udara dalam dan luar ruangan. Jadi, saat ini masyarakat internasional mengakui bahwa peningkatan kualitas udara dapat meningkatkan upaya mengurangi risiko perubahan iklim.
Baca Juga
Melansir un.org, Senin (7/9/2020), didorong meningkatnya minat masyarakat internasional terhadap udara bersih, dan perlunya upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas udara, termasuk mengurangi polusi udara demi melindungi kesehatan manusia, maka PBB memutuskan untuk menetapkan 7 September sebagai Hari Kebersihan Udara Internasional untuk langit biru.
Advertisement
Negara-negara anggota PBB akan bersungguh-sungguh untuk mengurangi jumlah kematian dan penyakit akibat bahan kimia berbahaya pada polusi dan kontaminasi udara, air dan tanah. Anggota PBB juga akan berusaha untuk mengurangi dampak per kapita lingkungan kota yang merugikan, seperti memberikan perhatian khusus pada kualitas udara dan pengelolaan sampah kota dan lainnya pada 2030.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Dampak Polusi Udara
Dampak kesehatan:
Partikel polusi yang tidak terlihat akan menembus jauh ke dalam paru-paru, aliran darah, dan tubuh kita. Polutan ini sepertiga persen akan menjadi penyebab atas kematian akibat stroke, penyakit pernapasan kronis, dan kanker paru-paru, sertaseperempat persen penyembab kematian akibat serangan jantung.
Ozon permukaan tanah, yang dihasilkan dari interaksi berbagai polutan di bawah sinar matahari, juga merupakan penyebab asma dan penyakit pernapasan kronis.
Dampak iklim:
Polutan iklim berumur pendek adalah salah satu di antara polutan yang paling berhubungan dengan efek kesehatan dan pemanasan jangka pendek planet ini. Mereka mampu bertahan di atmosfer selama beberapa hari atau hingga beberapa dekade, jadi dengan menguranginya dapat memiliki manfaat kesehatan dan iklim bagi mereka yang tinggal di tempat-tempat tersebut.
Â
Advertisement
Udara Bersih dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Polusi adalah masalah global dengan dampak yang luas karena pengangkutannya dalam jarak jauh. Dengan tidak adanya intervensi agresif, jumlah kematian dini akibat polusi udara sekitar diperkirakan akan meningkat lebih dari 50 persen pada 2050.Â
Masyarakat juga menanggung dampak finansial dari pencemaran udara karena sangat mempengaruhi produktivitas kerja, biaya perawatan kesehatan, pariwisata, dan lainnya. Hal itu menyebabkan kualitas udara yang buruk menjadi tantangan dalam bagi semua negara, khususnya di kota dan kawasan perkotaan di negara berkembang, dengan tingkat polusi udara yang lebih tinggi dari batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia.
Dalam dokumen hasil Konferensi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan, yang berjudul "Masa depan yang kita inginkan", negara-negara berkomitmen untuk mempromosikan kebijakan yang mendukung kualitas udara yang sehat dalam konteks kota dan pemukiman manusia.
Juga, Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, yang menguraikan pokok penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan dan kemakmuran bagi semua sebagai bentuk pengakuan bahwa pengurangan polusi udara penting dalam pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan.