COVID-19 di India Meroket, Muncul 94 Ribu Kasus Baru dalam Sehari

Kasus Virus Corona COVID-19 di India kembali meroket.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Sep 2020, 14:05 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2020, 14:05 WIB
Kasus COVID-19 di India melonjak.
Kasus COVID-19 di India melonjak. Dok: AP Photo

Liputan6.com, New Delhi - India kembali mencatat jumlah penambahan besar kasus Virus Corona (COVID-19). Jumlah kasus baru mencapai 94 ribu dalam 24 jam terakhir.

Itu artinya kasus di India dalam satu hari ini lebih banyak ketimbang seluruh kasus COVID-19 di China. Saat ini, kasus di China stabil di angka 90 ribu.

Dilaporkan AP News, Minggu (13/9/2020), Kementerian Kesehatan India juga melaporkan ada 1.114 pasien meninggal dalam 24 jam terakhir.

Totalnya, ada 4,75 juta kasus COVID-19 di India, serta total kematian 78 ribu. Tingkat kesembuhan di India adalah 77,77 persen. Sebanyak 70 ribu orang sembuh.

India melakukan 1 juta tes virus corona setiap harinya. Namun, pakar-pakar menyebut India masih harus menambah jumlah tes mengingat jumlah populasi negara yang tinggi.

India sempat melaksanakan lockdown pada Maret lalu, namun dicabut. Pertumbuhan ekonomi India juga merosot hingga 24 persen pada kuartal II tahun ini akibat lockdown.

Kasus COVID-19 di India memang lebih tinggi dari Indonesia, tetapi tingkat kematian di Indonesia lebih tinggi. Menurut Statista, tingkat kematian di Indonesia masih melewati 4 persen, sementara di India hanya 1,67 persen.

Tingkat kematian di Indonesia akibat COVID-19 tertinggi kedua di Asia Pasifik setelah China.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lonjakan Kasus Hampir 100 Ribu Pernah Terjadi Sebelumnya

FOTO: Geser Brasil, India Kedua Terbanyak Kasus COVID-19
Penduduk desa menunggu giliran untuk tes COVID-19 di luar pusat kesehatan pedesaan, Bagli, Dharmsala, India, Senin (7/9/2020). Jumlah kematian akibat COVID-19 di India kini mencapai 71.642 orang. (AP Photo/Ashwini Bhatia)

Belum lama ini India juga melaporkan hampir 100.000 kasus Virus Corona COVID-19 dalam 24 jam.

Menanggapi kelonjakan infeksi itu, pihak berwenang di negara tersebut memerintahkan pengujian ulang terhadap banyak penduduk secara luas yang hasil tes COVID-19 pertamanya berasal dari metode pengujian yang dinilai kurang dapat diandalkan. 

Pada 11 September lalu, infeksi Virus Corona COVID-19 di India telah naik sebanyak 96.551 kasus dalam 24 jam terakhir, menjadikan total kasus secara nasional menjadi 4,56 juta, menurut kementerian kesehatan negara tersebut.

Tak hanya itu, jumlah orang yang meninggal dunia karena COVID-19 juga mencapai 1.209, menjadikan total kematian di India menjadi 76.271.

Kementerian Kesehatan India juga menerangkan bahwa tes antigen cepat yang berujung negatif harus dilakukan kembali melalui metode RT-PCR yang lebih bisa diandal, yang merupakan standar emas bagi tes Virus Corona COVID-19 untuk menemukan kode genetik virus.

Perintah pengujian ulang COVID-19 itu diberikan kepada mereka yang mendapatkan hasil negatif tetapi kemudian mengalami demam, batuk atau sesak napas, atau mengembangkan gejala dalam tiga hari setelah dites negatif.

Perintah tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa orang-orang yang terinfeksi COVID-19 tidak terdeteksi dan untuk membantu memeriksa penyebaran penyakit di antara kontak di sekitar mereka.

Dengan menggunakan antigen cepat, atau protein virus, memungkinkan India untuk secara dramatis meningkatkan kapasitas pengujiannya menjadi lebih dari 1,1 juta dalam sehari. 

Tetapi, tes yang lebih cepat dan lebih murah diketahui kurang dapat diandalkan dan kerap membuat pengujian ulang direkomendasikan.

Infografis COVID-19 di Asia Tenggara

INFOGRAFIS: Perbandingan Tingkat Kematian COVID-19 di ASEAN (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Perbandingan Tingkat Kematian COVID-19 di ASEAN (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya