Dubes AS untuk China Terry Branstad Mundur dari Jabatannya

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengumumkan bahwa Duta Besar AS untuk China,Terry Branstad telah mengundurkan diri dari jabatannya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Sep 2020, 17:08 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2020, 16:51 WIB
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)
Ilustrasi bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)

Liputan6.com, Washington D.C- Duta Besar Amerika Serikat untuk China, Terry Branstad (73) mengundurkan diri dari jabatannya. Mundurnnya Branstad diumumkan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo pada Senin (14/9/2020). 

Dalam postingan di laman Twitter, Menlu Pompeo menyampaikan terima kasihnya kepada Branstad atas jasa dan kontribusinya dalam hubungan antara AS dan China.

"Saya berterima kasih kepada Branstad atas jasanya," ujar Menlu Pompeo, seraya menambahkan, "berkontribusi untuk menyeimbangkan kembali hubungan AS-China sehingga berorientasi pada hasil, timbal balik, dan adil," seperti dikutip dari AFP

Namun, belum adanya penjelasan terkait kemunduran Branstad. 

Kementerian Luar Negeri China, yang menanggapi postingan Menlu Pompeo juga menyatakan bahwa mereka belum menerima pemberitahuan tentang kemunduran Branstad sebagai Dubes AS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Sekilas Mengenai Perjalanan Terry Branstad Sebagai Dubes AS untuk China

Sejumlah pengunjung berjalan di Forbidden City atau Kota Terlarang di Beijing, (7/3). Kota Terlarang, merupakan istana terisolasi kaisar Qing dan Dinasti Ming China untuk tempat wisata utama yang terletak di pusat ibu kota.
Sejumlah pengunjung berjalan di Forbidden City atau Kota Terlarang di Beijing, (7/3). Kota Terlarang, merupakan istana terisolasi kaisar Qing dan Dinasti Ming China untuk tempat wisata utama yang terletak di pusat ibu kota. (AP Photo/Aijaz Rahi)

Terry Branstad, yang pernah menjabat sebagai Gubernur Iowa selama dua periode, menjabat sebagai Duta besar AS untuk China sejak Mei 2017.

Ia mewakili Washington di Beijing selama periode hubungan yang tegang dengan China, yang ditandai dengan ketegangan perdagangan, klaim wilayah regional, pandemi Virus Corona COVID-19, hingga kerusuhan di Hong Kong.

Branstad juga sempat dipanggil Beijing pada Juni 2020, setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani undang-undang yang membuka jalan bagi sanksi atas Hong Kong. Langkah tersebut pun kerap dikecam oleh Kementerian Luar Negeri China sebagai "campur tangan besar dalam urusan dalam negeri China".

Pada 2019, Branstad juga mengajukan permintaanya kepada Beijing untuk membuka "dialog substantif" dengan Dalai Lama selama kunjungannya ke Tibet, yang merupakan wilayah di mana pemerintah pusat dituduh melakukan penindasan yang meluas.

Branstad diangkat segera setelah pemilihan Presiden AS, dengan perannya sebagai pendukung awal pencalonan Trump untuk Gedung Putih pada 2016. 

Pada saat itu, tim transisi Trump memuji Branstad akan "pemahamannya yang luar biasa tentang China dan rakyat China".

Tak hanya itu, Branstad juga dilaporkan memiliki hubungan jangka panjang dengan Presiden China Xi Jinping, yang pertama kali bertemu dengannya pada tahun 1980-an. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya