AS Rilis Peringatan Keamanan Bagi Warganya di Bahrain Usai Normalisasi dengan Israel

Bahrain dan Uni Emirat Arab pekan lalu menandatangani kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel di Gedung Putih.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 22 Sep 2020, 10:01 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2020, 05:31 WIB
Presiden AS Donald Trump dan perwakilan Israel, Bahrain, dan Uni Emirat Arab menandatangani Perjanjian Abraham di Gedung Putih.
Presiden AS Donald Trump dan perwakilan Israel, Bahrain, dan Uni Emirat Arab menandatangani Perjanjian Abraham di Gedung Putih. Dok: Twitter Ivanka Trump @ivankatrump

Liputan6.com, Manama - Kedutaan Besar Amerika Serikat di Bahrain pada Senin, 21 September 2020 memperingatkan warga negaranya untuk "perlunya berhati-hati," beberapa hari ke depan setelah Manama menandatangani kesepakatan dengan Israel.

"Kedutaan mendorong semua warga AS untuk meninjau rencana keamanan pribadi mereka, tetap waspada terhadap lingkungan mereka, termasuk acara lokal, dan menjaga kewaspadaan tingkat tinggi," bunyi pernyataan kedutaan tersebut.

Dikutip dari laman Times of Israel, Selasa (22/9/2020), Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) pekan lalu menandatangani kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel di Gedung Putih.

Tindakan ini dianggap melanggar konsensus Arab selama puluhan tahun bahwa tidak akan ada hubungan dengan negara Yahudi itu sampai negara itu berdamai dengan Palestina.

Protes sporadis kecil terjadi di Bahrain pada Jumat lalu menentang kesepakatan tersebut, sebuah tampilan perbedaan pendapat yang jarang terjadi di negara pulau kaya minyak itu.

Sejak 2011, protes sangat jarang terjadi terhadap kerajaan dan ditanggapi dengan keras oleh pasukan keamanan.

Kedutaan mendorong warga untuk "menjaga kerahasiaan" dan untuk "menghindari kerumunan dan demonstrasi."

Simak video pilihan berikut:

Klaim Bahrain

Bendera Israel
Bendera Israel berkibar di dekat Gerbang Jaffa di Kota Tua Yerusalem (20/3). Gerbang Jaffa adalah sebuah portal yang dibuat dari batu yang berada dalam deret tembok bersejarah Kota Lama Yerusalem. (AFP Photo/Thomas Coex)

Bahrain adalah sekutu utama AS di Teluk dan menjadi tuan rumah markas besar Armada Kelima AS.

Raja Bahrain, Sheikh Hamad bin Issa Al-Khalifa, mengatakan pada hari Senin bahwa kesepakatan dengan Israel "tidak ditujukan kepada siapa pun," lapor media pemerintah.

Bahrain yang diperintah Sunni telah menghadapi kerusuhan di antara komunitas Syiahnya yang besar, yang secara konsisten disalahkan atas Iran.

Baik Manama dan Dubai berbagi dengan Israel sikap kebijakan luar negeri yang sangat anti-Iran dan Teheran telah mengecam langkah normalisasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya