Liputan6.com, Manama - Kedutaan Besar Amerika Serikat di Bahrain pada Senin, 21 September 2020 memperingatkan warga negaranya untuk "perlunya berhati-hati," beberapa hari ke depan setelah Manama menandatangani kesepakatan dengan Israel.
"Kedutaan mendorong semua warga AS untuk meninjau rencana keamanan pribadi mereka, tetap waspada terhadap lingkungan mereka, termasuk acara lokal, dan menjaga kewaspadaan tingkat tinggi," bunyi pernyataan kedutaan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman Times of Israel, Selasa (22/9/2020), Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) pekan lalu menandatangani kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel di Gedung Putih.
Tindakan ini dianggap melanggar konsensus Arab selama puluhan tahun bahwa tidak akan ada hubungan dengan negara Yahudi itu sampai negara itu berdamai dengan Palestina.
Protes sporadis kecil terjadi di Bahrain pada Jumat lalu menentang kesepakatan tersebut, sebuah tampilan perbedaan pendapat yang jarang terjadi di negara pulau kaya minyak itu.
Sejak 2011, protes sangat jarang terjadi terhadap kerajaan dan ditanggapi dengan keras oleh pasukan keamanan.
Kedutaan mendorong warga untuk "menjaga kerahasiaan" dan untuk "menghindari kerumunan dan demonstrasi."
Simak video pilihan berikut:
Klaim Bahrain
Bahrain adalah sekutu utama AS di Teluk dan menjadi tuan rumah markas besar Armada Kelima AS.
Raja Bahrain, Sheikh Hamad bin Issa Al-Khalifa, mengatakan pada hari Senin bahwa kesepakatan dengan Israel "tidak ditujukan kepada siapa pun," lapor media pemerintah.
Bahrain yang diperintah Sunni telah menghadapi kerusuhan di antara komunitas Syiahnya yang besar, yang secara konsisten disalahkan atas Iran.
Baik Manama dan Dubai berbagi dengan Israel sikap kebijakan luar negeri yang sangat anti-Iran dan Teheran telah mengecam langkah normalisasi.
Advertisement