PM Justin Trudeau: Kanada Gelombang Kedua Pandemi COVID-19

Perdana Menteri Justin Trudeau menyatakan bahwa Kanada telah memasuki gelombang kedua pandemi Virus Corona COVID-19.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Sep 2020, 14:32 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2020, 13:44 WIB
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (AFP Photo)
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (AFP Photo)

Liputan6.com, Toronto- Perdana Menteri Justin Trudeau menyatakan bahwa Kanada telah berada dalam gelombang kedua pandemi Virus Corona COVID-19.

PM Trudeau juga memperingatkan potensi terjadinya penyebaran Virus Corona COVID-19 yang jauh lebih buruk menjelang musim gugur di Kanada, seperti dikutip dari Associated Press, Kamis (24/9/2020).

Ketika Kanada menerapkan lockdown pada 13 Maret, hanya ada 47 kasus baru COVID-19 baru yang dikonfirmasi, menurut PM Trudeau.

Namun pada 22 September, ketika pembatasan telah dilonggarkan, Kanada mencatat lebih dari 1.000 kasus infeksi baru. 

Dalam pidatonya, PM Trudeau menerangkan, "Kami tidak dapat mengubah angka hari ini atau bahkan besok - itu sudah ditentukan oleh apa yang kami lakukan, atau tidak lakukan, dua pekan lalu".

"Tapi yang bisa kita ubah adalah posisi kita di bulan Oktober, dan memasuki musim dingin. Kemungkinan besar kita tidak akan berkumpul untuk Thanksgiving, tapi kita masih punya kesempatan untuk Natal," imbuhnya. 

Dengan situasi pandemi saat ini, PM Trudeau meminta warga Kanada untuk tetap mengenakan masker dan mengunduh aplikasi pelacakan  COVID-19 pemerintah yang memberi tahu jika mereka melakukan kontak dekat dengan seseorang yang dites positif terinfeksi Virus Corona COVID-19.

Saksikan Video Berikut Ini:

Krisis Kesehatan Paling Serius

FOTO: Terus Meningkat, Kasus Positif COVID-19 di Kanada Tembus 10 Ribu
Warga bersepeda di dekat taman yang ditutup di Toronto, Kanada, Kamis (2/4/2020). Hingga Kamis (2/4/2020) pagi waktu setempat, Kanada melaporkan 10.132 kasus virus corona COVID-19 dengan jumlah kematian meningkat menjadi 127 jiwa. (Xinhua/Zou Zheng)

"Bersama-sama, kita memiliki kekuatan untuk mengendalikan gelombang kedua ini," ujar PM Trudeau.

Tak hanya itu, PM Trudeau juga mengatakan pemerintahnya akan melakukan "apa pun" untuk mendukung warga Kanada dan perekonomian selama pandemi. 

Gubernur Jenderal Julie Payette menyatakan bahwa tiga partai oposisi utama menentang pidato PM Trudeau, dengan satu pihak lainnya yang diperkirakan mendukung pidato tersebut.

Gubernur Jenderal Payette menyebutkan bahwa pandemi sebagai krisis kesehatan paling serius yang pernah dihadapi Kanada, dan lebih buruk daripada krisis keuangan 2008. Selain itu, lebih dari 9.000 warga Kanada telah meninggal dunia akibat COVID-19 dalam enam bulan. 

Sementara itu, dua pemimpin partai oposisi tidak dapat menghadiri pidato tersebut karena dites positif COVID-19 beberapa waktu lalu.

Pemerintah Kanada memperpanjang Subsidi Upah Darurat Kanada hingga musim panas mendatang.

Pada awal pandemi, PM Trudeau juga mengumumkan bisnis akan memenuhi syarat untuk subsidi upah 75 persen bagi karyawan mereka, sementara bisnis yang telah mengalami penurunan pendapatan mencapai 30 persen. 

PM Trudeau bahkan juga mengatakan bahwa pemerintah berencana untuk mengenakan pajak terhadap perusahaan internet besar yang beroperasi di Kanada. 

Namun hal itu tidak mendapatkan dukungan dari Erin O’Toole, pemimpin partai Konservatif. Ia menyebutkan, bahwa warga Kanada sedang membutuhkan perkerjaan, bukan kata-kata. 

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya