Liputan6.com, Jakarta - Hari Kopi Dunia 1 Oktober 2020 mempunyai arti penting bagi industri kopi nasional. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat pademi COVID-19 ini yang membatasi acara kumpul-kumpul seperti pameran, pertemuan bisnis atau workshop, tidak mengurangi niat para penggiat kopi di Kementerian Luar Negeri untuk bertemu secara virtual.
Para penggiat kopi di Kemlu menggelar diskusi online dengan salah satu perusahaan kopi ternama, Tanamera Coffee pada Kamis (1/10/2020). Tujuannya untuk membagikan kisah kopi sebagai produk penting dan upaya untuk meningkatkan ekspor kopi spesialti ke mancanegara. Acara yang digawangi Prayono Atiyanto, Duta Besar/Diplomat Ahli Utama Kemlu dan beberapa dubes lainnya juga mendatangkan CEO dan pendiri Tanamera Coffee, Dini Aryani Cindller.
Baca Juga
Pertemuan virtual tersebut juga dihadiri oleh satuan kerja Kemlu, utamanya Ditjen Amerika dan Eropa, Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK), Kantor Setwamen, beberapa Perwakilan RI di luar negeri dan petani kopi di Medan. "Kita perlu mendengarkan success story dari sudut pandang yang praktis," kata Dubes Prayono.
Advertisement
Selanjutnya disebutkan bahwa tolok ukur keberhasilan perusahaan Tanamera Coffee itu tidak saja keberaniannya untuk merambah pasar ke semua penjuru dunia, tetapi juga berhasil mengangkat harkat petani lokal yang pada akhirnya membawa peningkatan kesejahteraan. Mengawali ceritanya, Dini Aryani Cindller menjelaskan usaha yang dimulai sejak awal 2000.
Sampai sekarang Tanamera Coffee telah menerima 51 penghargaan internasional dari International Coffee Award sejak 2015. Pada 2015 dan 2016, Tanamera Coffee juga menjadi Champion International Roaster dalam Melbourne International Coffee Expo. Pada 2019 Tanamera telah sukses mengadakan business meeting di Moskow.
Prestasi ini menjadikan Tanamera Coffee sebagai kedai kopi di Indonesia yang paling banyak mendapat penghargaan internasional.
Resep Sukses
Moderator diskusi, Dubes Djumantoro Purbo meminta "resep" Dini bisa memilah coffee beans dan mengangkat harkat petani lokal di berbagai daerah Indonesia. "Pengawasan dari hulu hingga hilir menjadi hal yang wajib, agar biji kopi yang dihasilkan memang benar-benar yang terbaik. Master Roaster kami, John Lee. Beliau ini orang Korea yang selalu berkeliling ke berbagai daerah penghasil kopi di Indonesia untuk menemukan potensi biji kopi terbaik," ungkap Dini.
Ia menyatakan rasa optimismenya tentang kopi. "Kopi saat ini adalah salah satu penghasil devisa negara," ujarnya.
Bahkan ditengah isu resesi dan sengitnya pertarungan pasar kedai kopi di Indonesia, Tanamera Coffee sebagai kedai kopi lokal mampu sejajar dengan sejumlah merek besar seperti Starbucks (MAP Group) maupun Maxx Coffee (Lippo Group).
Kesiapan Perwakilan RI Dalam tanya jawab, Konjen RI Hamburg Ardian Wicaksono menyatakan beberapa inistiatif perwakilan antara lain My Bali. Disebutkan bahwa KJRI Hamburg telah melakukan kegiatan promosi kopi secara intensif.
Perolehan kopi My Bali dilakukan melalui direct trade langsung dengan para petani secara berkelanjutan dengan beberapa sentra kopi di Indonesia khususnya Sumatera, Bali, dan Jawa. Keberadaan restoran dan cafe Indonesia di wilayah KJRI Hamburg akan dimanfaatkan untuk promosi kopi Indonesia termasuk Tanamera Coffee.
Direktur Amerika 1 Kemlu, Darianto Harsono menyatakan bahwa meskipun Amerika Latin dikuasai pasar Brazil dan Kolumbia, namun untuk menghadapi pesaingnya yaitu kopi robusta Vietnam, Indonesia telah mengantisipasi dengan beberapa inovasi. Dalam waktu dekat Kemlu akan membentuk digital platform yang akan memasukkan exhibition.
Kemlu akan memfasilitasi penggunaan platform ini untuk mencari mitra di negara akreditasi. Selain itu pada awal Desember nanti Kemlu akan mengadakan The Indonesian-Latin American and the Caribbean Policy Dialogue di Bali.
Dalam kesempatan tersebut pejabat dan pengusaha dari benua Amerika latin yang berkujung ke Bali akan dibawa mengunjungi pusat pemrosesan kopi Tanamera di Kintamani. Untuk memperkenalkan kekayaan kopi Indonesia yang unik ke pasar internasional, lanjut Dini, pihaknya siap untuk berekspansi ke pasar Eropa dan Amerika Latin.
"Negara lain perlu mengetahui bahwa daerah dan propinsi memiliki perbedaan tanah dari Sabang sampai Merauke, yang membuat kopi kita lebih berkarakter dibanding negara lain," tutup Dini.
Salah seorang penggiat kopi di Medan, Dalton Sembiring mengatakan sangat terinspirasi dengan success story Dini. Dijelaskan bahwa Tanamera perlu mengadakan penjajagan ke daerah Brastagi dan Simalungun. Sumatera utara terkenal dengan rasa dan aroma kopi yang khas.
Selain pasar domestik, Dalton dan para petani koleganya telah berhasil menjala pembeli dari luar negeri, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Timur Tengah. "Bahkan kopi Simalungun dan Brastagi sudah dibeli Starbucks," tambahnya bangga.
"Sekarang tinggal bagaimana petani bisa konsisten untuk mengirim pasokan dan menjaga kualitas."
Â
Advertisement
Pandangan Millenial
Pertemuan yang dipandu mantan Dubes RI untuk Republik Slovakia, Djumantoro Purbo ini juga meminta masukan dari diplomat muda. Mewakili kaum milenial, Michael Kariono dari BPPK Kemlu menyatakan bahwa Indonesia harus menetapkan target market dan kopi apa yang akan kita promosikan di luar negeri.
Kopi Indonesia terkenal beragam, baik body maupun keasamannya. "Keanekaragaman kopi di seluruh Indonesia sebaiknya dijadikan kekuatan bukan sesuatu yang melemahkan, apalagi tiap daerah diakui geographical indications (GI) nya," kata Michael.
Heikal dari kantor Setwamen bahwa banyak potensi daerah yang dapat dikembangkan. Sangat akrab dengan budaya dan etos Jember, maka diak akan mencari informasi lebih banyak tentang potensi kopi, termasuk Bondowoso dan Banyuwangi.
Nurul Hasanah juga mendukung Michael dan Heikal bahwa menggalakkan kopi harus dengan cara inovatif. Yang membanggakan Nurul adalah bahwa usaha kopi kelas dunia ini juga bisa dipegang oleh orang Indonesia.
Seraya menyampaikan penghargaan kepada Dini Riyani Cindller yang menceritakan success story usaha kopinya, diakhir pertemuan Dubes Djumantoro menyampaikan pentingnya promosi kopi Indonesia ke luar negeri dan memberikan nilai tambah dalam produknya. Disampaikan bahwa jaminan keberadaan dan pasokan kopi serta penekanan pada very specific niche market itu penting.
Dengan kata lain pasar yang yang sangat fokus terhadap suatu jenis atau layanan tertentu. "Namun penting pula untuk memasukkan sebuah narasi dan aspek historisnya, termasuk kopi tubruk," ujar Djumantoro. "Selamat Hari Kopi Nasional, salam sehat!" tutup Djumantoro.