Liputan6.com, Jakarta- Pihak berwenang di sejumlah negara di Eropa telah mengeluarkan langkah-langkah pencegahan baru dalam upaya melawan gelombang kedua Virus Corona COVID-19.
Dilaporkan AFP, Senin (19/10/2020), kematian akibat COVID-19 di benua tersebut kini telah mencapai lebih dari 250.000 jiwa.
Di Belgia, jam malam nasional diberlakukan pada Senin 19 Oktober, sementara Swiss mewajibkan penggunaan masker untuk fasilitas publik indoor.
Advertisement
Selama empat pekan, ketika Belgia mengatasi lonjakan infeksi COVID-19, kafe dan restoran di seluruh negara tersebut ditutup.
Di Eropa, terjadi peningkatan hingga 44 persen kasus Virus Corona COVID-19 dalam seminggu terakhir.
Meski pihak berwenang telah memperingatkan bahwa Belgia berada di tengah peningkatan eksponensial dalam kasus COVID-19, langkah penutupan tersebut memicu reaksi keras dari kalangan bisnis di negara itu.
Seorang manajer restoran di Brussels, Angelo Bussi mengungkapkan, "Kami merasa tidak dipertimbangkan, dan itu menyakitkan hati saya," seraya menambahkan, "Semua orang terdampak, Ini mengerikan".
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Pembatasan Baru di Swiss, Prancis, dan Italia
Swiss, yang hampir mencatat 40 juta infeksi COVID-19, telah melihat penambahan kasus hingga berlipat ganda dalam sepekan terakhir.
Hal itu mendorong pihak berwenang setempat memberlakukan pembatasan baru yang juga mencakup larangan pertemuan publik untuk lebih dari 15 orang.
Pernyataan pemerintah Swiss mengatakan, "Peningkatan tajam pada jumlah kontaminasi dalam beberapa hari terakhir ini mengkhawatirkan. Memang, ini menyangkut semua kelompok umur".
Pada akhir pekan, Prancis memberlakukan jam malamnya di sembilan kota termasuk Paris, yang mempengaruhi 20 juta warga, karena rekor infeksi baru COVID-19 yang tercatat hingga 32.400 kasus pada 17 Oktober.
Sementara itu, Italia mengumumkan pembatasan baru pada Minggu malam sebagai tanggapan atas gelombang kedua penularan COVID-19 di wilayahnya, menyusul wabah besar pertama di Eropa awal 2020.
"Kami tidak bisa membuang waktu," ujar Perdana Menteri Italia Guiseppe Conte, yang juga mengeluarkan larangan aktivitas olahraga bagi tim non prefesional dan penutupan lebih awal terhadap bar dan restoran.
PM Guiseppe Conte menjelaskan bahwa langkah-langkah baru itu dimaksudkan untuk menghindari aturan yang lebih ketat yang dapat "sangat membahayakan" ekonomi di Italia, yang sudah begitu terdampak dari lockdown nasional selama dua bulan sebelum dicabut pada Mei 2020.
Advertisement