Liputan6.com, Jakarta - Misi Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security-Regolith Explorer (OSIRIS-REx) NASA berhasil mendarat di asteroid Bennu pada Selasa 20 Oktober. Misi itu akan mengumpulkan sampel dari permukaan asteroid Bennu.
Ini merupakan misi Amerika Serikat (AS) pertama untuk mengambil sampel murni dari sebuah asteroid dan membawanya ke Bumi untuk diteliti lebih lanjut.
Baca Juga
Pesawat antariksa seukuran mobil van itu mendarat sesaat di lokasi pendaratan di Bennu yang disebut Nightingale. Setelah itu, pesawat antariksa tersebut menyelesaikan proses pembakaran mundur (back-away burn), dan berpindah ke jarak yang aman dari asteroid Bennu, menurut siaran langsung NASA.
Advertisement
"Pengumpulan sampel selesai," cuit NASA di Twitter. Setelah melakukan manuver Touch-And-Gountuk mengambil sampel, pesawat ruang angkasa itu menyalakan pendorongnya untuk menjauh dari permukaan asteroid Bennu dan menavigasi ke jarak yang aman, ungkap NASA.
Data awal menunjukkan kegiatan pengumpulan sampel tersebut berjalan sesuai rencana, kata tim misi itu, seraya menambahkan bahwa lebih banyak rincian diperkirakan akan diungkap setelah semua data dari kegiatan tersebut dikirim ke Bumi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Proses Pengumpulan Sample
Pesawat antariksa itu melakukan seluruh urutan yang diperlukannya untuk mendekati asteroid tersebut dan mengumpulkan sampel secara otonomos, yang berlangsung selama sekitar 4,5 jam.
Kemudian, seperti dilansir Xinhua, Rabu (21/10/2020), pesawat ruang angkasa itu menembakkan tabung nitrogen bertekanan ke dalam asteroid, menggunakan gas tersebut sebagai cara untuk mengangkat material dari permukaan Bennu.
Bagian kepala kolektor (pengambil) dari pesawat ruang angkasa itu, yang terletak di lengan pengambilan sampel robotiknya, menangkap material tersebut. Bagian kepala ini merupakan satu-satunya bagian dari pesawat luar angkasa itu yang menyentuh permukaan asteroid Bennu.
Menurut rencana, sampel itu akan dibawa ke Bumi pada September 2023 mendatang.
"Selamat kepada seluruh tim @OSIRISREx dan semua mitra @NASA dalam misi ini! Kami sedang dalam perjalanan untuk membawa pulang sampel terbesar dari luar angkasa sejak Apollo. Jika semua berjalan lancar, sampel ini akan diteliti oleh para ilmuwan hingga beberapa generasi mendatang!" cuit Administrator NASA Jim Bridenstine di Twitter.
Advertisement
Asteroid Bennu Berpotensi Tabrak Bumi
Terletak lebih dari 200 juta mil (sekitar 322 juta kilometer) dari Bumi, Bennu merupakan asteroid berlapis bebatuan besar dengan bentuk seperti gasing yang berputar dan memiliki tinggi seperti Empire State Building di New York City.
Asteroid tersebut mengandung material dari tata surya masa awal dan mungkin mengandung elemen-elemen pendahulu molekuler untuk kehidupan dan lautan di Bumi, papar NASA.
Bennu berpotensi mengancam Bumi pada akhir abad mendatang, dengan kemungkinan 1 berbanding 2.700 menabrak Bumi dalam salah satu periode lintasan jarak terdekatnya, kata NASA.
Sampel dari Bennu tersebut dapat membantu para ilmuwan tidak hanya untuk memahami lebih banyak tentang asteroid yang dapat berdampak pada Bumi itu, tetapi juga tentang bagaimana terbentuknya planet-planet dan awal mula kehidupan.
OSIRIS-REx diluncurkan pada 8 September 2016 lalu dan tiba di sekitar asteroid Bennu pada 3 Desember 2018.
Sejak tiba di Bennu, pesawat antariksa itu dan kamera-kameranya telah mengumpulkan dan mengirim kembali data serta gambar untuk membantu tim mempelajari lebih lanjut tentang komposisi asteroid tersebut dan memetakan lokasi pendaratan potensial terbaik untuk mengumpulkan sampel.
"Bennu bagaikan Batu Rosetta (berisi petunjuk penting untuk menjawab pertanyaan pelik) di luar sana, dan (asteroid) itu menuturkan sejarah Bumi dan tata surya kita selama miliaran tahun terakhir," ujar Thomas Zurbuchen, Associate Administrator Direktorat Misi Ilmu Pengetahuan NASA.
Infografis Asteroid-Asteroid Pengancam Bumi
Advertisement