Perusahaan Palestina Buka Rumah Mode Pertama di Tengah Pandemi COVID-19

Proyek baru ini telah memberikan kesempatan kerja bagi ratusan warga Palestina yang kehilangan pekerjaan karena merebaknya Virus Corona COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Nov 2020, 07:04 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2020, 07:04 WIB
Warga Palestina membentang bendera negara mereka, bergembira menyambut rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah
Warga Palestina membentang bendera negara mereka, bergembira menyambut rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah (AP Photo/Khalil Hamra)

Liputan6.com, Betlehem - Sebuah perusahaan Palestina membuka rumah mode dan pusat pameran pakaian pertamanya di kota Betlehem, West Bank pada Sabtu, 7 November 2020.

Rumah mode dengan nama "Georgi C" itu adalah merek Palestina milik Three Arches Tourist Company di Bethlehem, kata Maher Qanwati, direktur perusahaan tersebut.

Pakaian didominasi dari bahan yang terbuat dari kulit yang diproduksi dari kulit domba yang didatangkan dari Italia, demikian dikutip dari laman Xinhua, Selasa (10/11/2020).

Qanwati yakin produknya akan memenuhi kebutuhan semua orang Palestina dan wisatawan yang mengunjungi daerah tersebut.

"Kami berupaya memproduksi pakaian modern," tambah Qanwati.

Para hadirin dan pelanggan terkesan dengan fashion show yang diadakan pada Sabtu, 7 November malam.

"Membuka rumah mode di Palestina berarti kami dapat menggunakan kemampuan kami dengan cara yang bermanfaat bagi warga dan ekonomi kami," kata Muhammad Dwaikat yang berbasis di Ramallah kepada Xinhua.

"Saya bangga bisa membeli produk yang memiliki identitas Palestina dan buatan tangan Palestina," tambah Dwaikat.

Proyek baru ini telah memberikan kesempatan kerja bagi ratusan warga Palestina yang kehilangan pekerjaan karena merebaknya virus corona di wilayah Palestina, kata Qanwati, yang berusia 40-an.

Pada 5 Februari 2020, pemerintah Palestina mengumumkan tujuh kasus pertama pasien virus corona. Akibatnya, pihak berwenang memberlakukan serangkaian tindakan ketat untuk memerangi COVID-19.

Semua pabrik, sekolah, universitas, dan fasilitas umum seperti taman dan pasar ditutup untuk menghambat penyebaran virus.

"Tindakan preventif tersebut menyebabkan kerusakan ekonomi yang parah, terutama pada sektor pariwisata di Betlehem yang dianggap sebagai pusat pariwisata di Palestina," kata Qanwati.

"Sebagian besar pekerja di sektor pariwisata Palestina menjadi pengangguran, dan itu mendorong banyak dari mereka masuk ke dalam lingkaran kemiskinan," jelasnya.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Kembali Mendapat Pekerjaan

Perlawanan Wanita Palestina Terhadap Tentara Israel di Tepi Barat
Para wanita mengibarkan bendera Palestina selama bentrokan dengan tentara Israel dalam demonstrasi untuk memperingati Hari Tanah di Tepi Barat, Sabtu (30/3). (Photo by ANAS BABA/AFP)

Sekarang, dengan rumah mode dibuka, banyak dari mereka yang kehilangan pekerjaan bisa mendapatkan kembali kepercayaan finansial dan membantu keluarga untuk tetap bertahan.

Hadeel al-Dridi dari Tulkarm mengatakan kepada Xinhua bahwa dia akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai model di sebuah rumah mode Palestina, menambahkan bahwa dia tidak perlu pergi ke luar negeri untuk mencari pekerjaan sebagai model.

"Ini adalah kesempatan emas untuk mempraktikkan pekerjaan saya sebagai model tanpa hambatan," katanya, seraya menambahkan bahwa "Saya berpartisipasi dalam banyak peragaan busana milik rumah mode Arab."

Ia mengungkapkan kegembiraannya mewakili produk Palestina dengan mengikuti fashion show internasional.

Abdul Wahid Manasra, dari Bethlehem, model lain, baru-baru ini bergabung dengan rumah mode Palestina untuk mencari penhasilan.

Pemuda berusia 23 tahun itu mengatakan kepada Xinhua bahwa pekerjaan ini akan membantunya menyelesaikan studi di universitas yang sempat ia hentikan karena kondisi ekonomi yang sulit.

"Selain itu, saya bisa membantu bapak saya dalam pengeluaran sehari-hari, terutama di tengah virus corona baru yang berdampak negatif terhadap kondisi ekonomi kita," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya