Liputan6.com, Khan Yunis - Pada sebuah atap blok apartemen di salah satu kota paling padat di Gaza, terdapat dua anak singa yang berkeliaran di antara tangki air, makan ayam potong saat anak-anak selfie. Sungguh pemandangan yang aneh di Jalur Gaza yang sedang dilanda perang.
Dikutip dari US News, Senin (16/11/2020), dua anak singa berkelamin jantan dan betina itu diketahui berusia 75 hari, bernama Fathy dan Filisteen. Mereka menjadi hiburan bagi tetangga di sekitar apartemen yang bosan.
Baca Juga
Pemilik toko roti bernama Naseem Abu Jamea adalah orang yang merawat kedua anak singa tersebut.
Advertisement
"Itu adalah hobi saya, saya terikat pada mereka dan senang memilikinya. Saya berharap suatu hari nanti bisa memiliki kebun binatang sendiri," imbuh Abu Jamea.
Abu Jamea mengatakan dia mendapatkan kedua anak singa tersebut dari kebun binatang setempat. Namun, ia menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang adopsi tersebut.
Ia juga menipis pertanyaan mengenai resiko orang-orang yang bermain dengan kedua anak singa tersebut.
"Saat membesarkan kedua anak singa itu dari masih bayi, akan ada harmoni yang tumbuh di antara Saya dan mereka, sehingga anak singa tersebut tidak akan menyakiti Saya," imbuhnya.
Namun, seorang dokter hewan bernama Amir Khalil, yang telah memimpin beberapa perjalanan ke Gaza bersama organisasi kesejahteraan hewan Four Paws untuk menyelamatkan hewan kebun binatang yang teraniaya, mengatakan bahwa ia khawatir mendengar kabar tentang anak-anak singa tersebut.
"Saya menyarankan otoritas Gaza untuk mengambil alih singa-singa itu. Pada usia enam bulan seekor singa menjadi lebih berbahaya karena ukurannya semakin besar dan ototnya menjadi lebih kuat," imbuh Khalil.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kedua Anak Singa Tersebut Dikhawatirkan Sakit dan Kekurangan Makanan
Khalil juga mengkhawatirkan kesejahteraan kedua anak singa itu.
"Memelihara singa di rumah dapat membuat mereka kehilangan kesehatan, makanan yang cukup dan perawatan medis serta dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang akut. Terutama pada otot, persendian dan tulang," imbuhnya.
Kebun binatang Gaza mengeluhkan penurunan jumlah pengunjung, yang merusak kemampuan mereka untuk memberi makan dan merawat hewan dengan baik.
Bahkan sebelum pandemi COVID-19, mereka harus menghadapi blokade darat, laut dan udara yang dipimpin Israel, yang mengendalikan pergerakan orang dan barang masuk dan keluar Gaza. Hal itu membuat pasokan makanan menjadi sulit untuk didistribusikan.
Ditanya mengenai kedua anak singa tersebut, Hassan Azzam selaku direktur layanan hewan di kementerian pertanian Gaza, mengatakan bahwa pihaknya tidak menerima keluhan, tetapi kementerian bermaksud untuk segera menyelidiki hal itu.
"Hukum Palestina tidak mengizinkan memelihara hewan liar di rumah. Hewan liar harus dipelihara di rumah kebun binatang yang layak," imbuh Hassan Azzam.
Selain itu, tetangga dari toko roti tersebut merasa tidak terganggu dengan keberadaan anak singa tersebut.
"Saya tidak takut. Sebaliknya, kami bangga memiliki singa di daerah kami," ucap Wissam Al-Qarra.
Â
Reporter: Ruben Irwandi
Advertisement