19 November Hari Filsafat Sedunia, Saatnya Merenung Makna Krisis COVID-19 di Dunia

Pada Hari Filsafat Internasional tahun ini, kita semua diajak untuk merenungkan tentang apa yang sedang terjadi di dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2020, 13:55 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2020, 11:58 WIB
Ilustrasi Pemikiran Filsafat
Ilustrasi Pemikiran Filsafat (morhamedufmg/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - 19 November dikenal sebagai World Philosophy Day atau Hari Filsafat Internasional atau Hari Filsafat Sedunia.

Filsafat adalah studi tentang hakikat realitas dan keberadaan, soal apa yang mungkin diketahui serta perilaku yang benar atau salah.

Filsafat berasal dari kata Yunani phílosophía yang berarti 'cinta kebijaksanaan.

Ini merupakan bidang pemikiran manusia yang paling penting, karena bercita-cita untuk mencapai makna hidup yang paling hakiki.

World Philosophy Day atau Hari Filsafat Internasional diperkenalkan pada tahun 2002 oleh UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB) dengan tujuan sebagai berikut:

  • Memperbaharui komitmen nasional, subregional, regional dan internasional terhadap filsafat
  • Mendorong analisis filsafat, penelitian dan studi tentang isu-isu kontemporer utama, termasuk merespon lebih efektif terhadap tantangan yang dihadapi umat manusia saat ini
  • Meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya filsafat dan penggunaan kritisnya dalam menghadapi efek globalisasi atau modernitas
  • Menilai keadaan ajaran filsafat di seluruh dunia
  • Menggarisbawahi pentingnya universalisasi ajaran filsafat bagi generasi mendatang

Dikutip dari un.org, Kamis (19/11/2020), peringatan Hari Filsafat Sedunia tahun 2020 ditujukkan untuk mengundang dunia merenungkan makna pandemi saat ini. Menggarisbawahi perlunya penggunaan refleksi filosofis untuk menghadapi berbagai krisis yang sedang kita alami.

Krisis kesehatan mempertanyakan berbagai aspek masyarakat kita. Dalam konteks ini, filsafat dapat membantu kita untuk bergerak maju lebih baik, dengan merangsang refleksi kritis atas masalah yang sudah ada.

Tahun ini, di tengah pandemi COVID-19, sejumlah acara tetap akan digelar dalam rangka memperingati Hari Filsafat Sedunia. Perayaan tersebut berlangsung selama tiga hari, 18, 19 dan 20 November. Mulai dari konferensi tingkat tinggi mengundang tokoh filsafat ternama hingga webinar.

Selengkapnya di sini. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sejarah Ditetapkannya Hari Filsafat Internasional

Ilustrasi Pemikiran Filsafat
Ilustrasi Pemikiran Filsafat (Raimund Feher/Pixabay)

Pada tahun 2005, Konferensi Umum UNESCO menyatakan bahwa Hari Filsafat Internasional akan dirayakan setiap Kamis ketiga bulan November.

Dalam penetapan ini, UNESCO berupaya untuk mempromosikan budaya internasional dari perdebatan filosofis yang menghormati martabat dan keragaman manusia. Peringatan ini mendorong pertukaran akademis dan menyoroti kontribusi pengetahuan filsafat dalam menangani masalah global.

Banyak pemikir menyatakan bahwa "keheranan" adalah akar dari filsafat. Memang, filsafat berasal dari kecenderungan alami manusia untuk merasa heran dengan dirinya sendiri dan dunia tempat mereka tinggal.

Bidang ini dipandang sebagai bentuk "kebijaksanaan", di mana filsafat mengajari kita untuk merenungkan refleksi itu sendiri, untuk terus mempertanyakan kebenaran yang sudah ada, melakukan verifikasi hipotesis dan menemukan kesimpulan.

Selama berabad-abad, filsafat telah berkontribusi dalam melahirkan konsep, gagasan serta analisis. Selain itu, bidang ini juga telah meletakkan dasar bagi pemikiran kritis, mandiri dan juga kreatif.

Hari Filsafat Internasional dirayakan karena adanya dorongan bahwa melakukan refleksi filosofis ada hal yang penting. Bagi UNESCO, filsafat memberikan dasar konseptual prinsip dan nilai bagi perdamaian dunia yang diwujudkan dalam bentuk demokrasi, hak asasi manusia, keadilan dan kesetaraan.

 

Reporter: Ruben Irwandi 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya