Liputan6.com, Columbia - Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya mendeteksi kasus mutasi COVID-19 varian Afrika Selatan. Ada dua kasus yang ditemukan di South Carolina.
Dilaporkan VOA News, Jumat (29/1/2021), varian COVID-19 itu dinilai tidak lebih mematikan, tetapi CDC berkata bahwa data awal menunjunkan varian ini bisa menular lebih cepat ketimbang varian lain.
Advertisement
Baca Juga
Pakar penyakit menular di South Carolina mengaku kasus ini sebagah hal yang menakutkan.
"Ini kemungkinan lebih menyebar luas," ujar Dr. Krukita Kuppalli, dokter penyakit menular di Medical University of South Carolina di Charleston dalam wawancara CBS.
Otoritas kesehatan South Carolina berkata kasus-kasus baru ini tidak terkait dengan travel.
Mutasi virus merupakan hal yang normal. Sebelumnya, AS juga telah mendeteksi mutasi COVID-19 di California. Lebih dari 50 negara juga telah mendeteksi mutasi dari Inggris atau Brasil.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Varian COVID-19 dari Brasil Terdeteksi di AS
Varian baru Virus Corona dari Brasil telah muncul pertama kali di Amerika Serikat. Kasusnya ditemukan pada seseorang yang baru saja kembali ke Minnesota setelah melakukan perjalanan ke negara itu. Hal ini diumumkan oleh pejabat kesehatan negara pada Senin 25 Januari 2021 waktu setempat.
Virus yang dikenal sebagai varian Brasil P1 itu ditemukan dalam spesimen dari seorang pasien yang tinggal di daerah Minneapolis-St Paul yang jatuh sakit pada minggu pertama Januari, kata Departemen Kesehatan Minnesota dalam sebuah pernyataan. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Selasa (26/1).
Ahli epidemiologi sedang mewawancarai ulang orang tersebut untuk mendapatkan rincian lebih lanjut tentang penyakit, perjalanan, dan kontak orang tersebut.
Sejauh ini belum ada indikasi langsung bahwa varian itu menyebar di negara bagian tersebut.
Advertisement
Presiden Filipina Minta Anak-Anak di Rumah dan Nonton TV
Di Asia Tenggara, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memberlakukan kembali larangan anak-anak berusia 10 hingga 14 tahun meninggalkan rumah.
CNA melaporkan, Duterte memberi tahu mereka untuk menonton TV sebagai gantinya. Di mana saat ini negara tengah memerangi mutasi atau varian baru dari Corona COVID-19 yang muncul pertama kali di Inggris.
Pesan untuk tinggal di rumah pada semua anak dan orang berusia lanjut sejatinya telah diberlakukan di sebagian besar wilayah Filipina, sejak dimulainya pandemi COVID-19. Bahkan, ketika ekonomi dibuka kembali setelah lockdown dan pembatasan yang melumpuhkan negara tersebut.
"Kembalilah ke rumah Anda dan selain itu tonton TV. Mereka dapat merekatkan perhatian ke TV sepanjang hari," kata Duterte.
Sementara banyak orangtua telah melanggar aturan, membiarkan anak-anak mereka bermain di taman atau jalan. Pesan dari Duterte ini telah mencegah banyak keluarga untuk mengunjungi pusat perbelanjaan, yang merupakan pusat kehidupan masyarakat dan belanja konsumen. Kelas tempat belajar juga tetap ditutup.
Pembatasan berkepanjangan pada pergerakan telah disalahkan karena menghambat pemulihan negara dari resesi pertamanya dalam tiga dekade terakhir di Filipina.
Infografis Mutasi COVID-19:
Advertisement