Jenderal Min Aung Minta Rakyat Myanmar Tak Bawa Perasaan Soal Kudeta Militer

Jenderal Myanmar Min Aung Hlaing meminta agar masyarakat tidak mengedepankan perasaan ketimbang fakta.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 09 Feb 2021, 08:39 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2021, 05:36 WIB
FOTO: Protes Kudeta Militer, Warga Myanmar di Thailand Bakar Gambar Jenderal Min Aung Hlaing
Warga Myanmar yang tinggal di Thailand membakar gambar Jenderal Min Aung Hlaing saat protes di depan Kedutaan Besar Myanmar di Bangkok, Thailand, Kamis (4/2/2021). Jenderal Min Aung Hlaing menjadi tokoh di balik kudeta militer Myanmar pada 1 Februari 2021. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Liputan6.com, Naypyidaw - Pemimpin militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, akhirnya bicara ke publik setelah melakukan kudeta pada Aung San Suu Kyi. Ia meminta masyarakat agar tidak mengedepankan perasaan ketimbang fakta.

Ini adalah pernyataan perdana Jenderal Min setelah kudeta militer dan puluhan ribu warga Myanmar berdemo.

"Ikut fakta-fakta sebenarnya, jangan mengikuti perasaan sendiri," ujarnya Jenderal Min seperti dikutip BBC, Selasa (9/2/2021).

Militer Myanmar melakukan kudeta pada 1 Februari 2021 karena merasa ada kecurangan. Namun, faktanya komite pemilu tidak menemukan bukti kecurangan.

Dalam pernyataannya, Jenderal Min tidak menyebut nama Aung San Suu Kyi yang kini masih ditahan bersama petinggi partai National League of Democracy (NLD).

Jenderal Min juga menyebut telah mengganti menteri-menteri dengan layak. Ia pun tetap mengajak agar negara-negara asing supaya investasi di Myanmar.

Suu Kyi ditahan atas dugaan impor walkie-talkie ilegal. Hingga kini, keberadaan Suu Kyi masih tidak diketahui.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Janji Ada Pemilu

FOTO: Protes Kudeta Militer, Warga Myanmar di Thailand Bakar Gambar Jenderal Min Aung Hlaing
Warga Myanmar yang tinggal di Thailand memegang foto pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan menyalakan lampu ponsel saat protes di depan Kedutaan Besar Myanmar di Bangkok, Thailand, Kamis (4/2/2021). Warga memprotes kudeta militer yang terjadi Myanmar. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Sebelumnya, militer berjanji hanya akan berkuasa selama setahun saja. Mereka lantas akan mengadakan pemilu ulang.

Jenderal Min kembali mengatakan hal serupa terkait adanya pemilu ulang.

"Kita akan memiliki pemilu multipartai dan kita akan memberikan kekuasaan kepada pihak yang memenankan pemilu, berdasarkan aturan-aturan demokrasi," kata Jenderal Min seperti dilansir Channel News Asia.

Terkait kekalahan tahun lalu, militer menyalahkan komite pemilu yang dituding memakai alasan pandemi COVID-19 sehingga aturan kampanye menjadi tidak adil.

Jenderal Min berkata pemerintahan militer kali ini berbeda seperti sebelum-sebelumnya, serta berjanji akan disiplin menjalankan demokrasi.

 


Sempat Diputus, Sebagian Akses Internet di Myanmar Mulai Pulih

Suasana Myanmar di Tengah Isu Kudeta Militer
Kendaraan melewati Pagoda Sule di Yangon saat militer Myanmar merebut kekuasaan pemerintah, Senin (1/2/2021). Rekaman video yang disiarkan di televisi milik militer mengatakan kekuasaan telah diserahkan kepada panglima tertinggi militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing. (AP Photo/Thein Zaw)

Akses internet di Myanmar sebagian mulai pulih pada Minggu 7 Februari 2021. Informasi ini diumumkan oleh NetBlocks, kelompok pemantauan internet.

"Pemulihan sebagian konektivitas internet dikonfirmasi di Myanmar, mulai pukul 14 waktu setempat (7 Februari 2021) di beberapa penyedia setelah terjadinya pemadaman," kata NetBlocks melalui Twitter, seperti dikutip Tekno Liputan6.com dari The Star, Senin (8/2).

Pada Sabtu, 6 Februari lalu, pemerintah militer baru Myanmar memerintahkan operator dan penyedia layanan internet untuk menghentikan sementara akses internet di negara tersebut.

Kendati sebagian akses internet telah dipulihkan menurut NetBlocks platform media sosial masih tetap dilarang alias diblokir pada Minggu malam waktu setempat.

Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, pemerintah militer baru memerintahkan ke operator seluler dan penyedia layanan internet di Myanmar untuk memblokir akses atas Facebook, Twitter, dan Instagram hingga waktu yang belum ditentukan. 


Infografis Kudeta Myanmar:

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya