Donald Trump Bebas dari Pemakzulan Lagi, Joe Biden: Demokrasi Itu Rapuh

Berikut adalah komentar Joe Biden tentang lolosnya kembali Donald Trump dari sidang pemakzulan keduanya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 15 Feb 2021, 08:48 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2021, 08:30 WIB
Presiden AS Joe Biden menunggu untuk menandatangani tindakan eksekutif pertamanya di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington D.C pada Rabu (20/1/2021). (Photo credit: AP/Evan Vucci)
Presiden AS Joe Biden menunggu untuk menandatangani tindakan eksekutif pertamanya di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington D.C pada Rabu (20/1/2021). (Photo credit: AP/Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington D.C- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan komentarnya terkait bebasnya mantan Presiden Donald Trump dari pemakzulan atas tuduhan menghasut pemberontakan.

Biden menyebut keputusan Senat menjadi pengingat bagaimana rapuhnya demokrasi, dengan setiap orang AS yang memiliki kewajiban untuk membela kebenaran.

"Babak menyedihkan dalam sejarah kita ini mengingatkan kita bahwa demokrasi itu rapuh," kata Biden dalam pernyataannya, seperti dikutip dari US News, Senin (15/2/2021). 

Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam setelah Senat gagal mengumpulkan dua pertiga mayoritas suara yang dibutuhkan untuk menghukum Trump.

Biden mengingatkan ada 57 senator - termasuk tujuh senat Republik - memilih untuk menyatakan Trump bersalah, setelah pemungutan suara bipartisan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk memakzulkan mantan presiden AS tersebut.

Ia pun berpendapat bahwa, meski pemungutan suara terakhir tidak mengarah pada hukuman, dirinya menilai anggota Senat tidak menperdebatkan substansi dakwaan.

"Bahkan mereka yang menentang hukuman itu, seperti Pemimpin Minoritas Senat (Mitch) McConnell, percaya Donald Trump bersalah karena melalaikan tugas secara memalukan, dan bertanggung jawab secara praktis dan moral untuk memprovokasi kekerasan yang terjadi di Capitol," sebut Biden.

Selain itu, Biden juga membahas bagaimana peristiwa ini membuatnya memikirkan polisi Capitol Brian Sicknick, yang tewas selama kericuhan di gedung Capitol AS pada 6 Januari lalu, termasuk juga orang lainnya yang dengan berani berjaga, dan mereka yang kehilangan nyawa.

Saksikan Video Berikut Ini:

Pujian Atas Keberanian

FOTO: Joe Biden Beri Penghormatan untuk Polisi yang Tewas dalam Kerusuhan Capitol Hill
Presiden AS Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden memberi penghormatan kepada polisi yang tewas dalam kerusuhan Capitol Hill Brian Sicknick di tengah Capitol Rotunda, Washington, Selasa (2/2/2021). Abu jenazah Brian Sicknick dihadirkan dalam upacara ini. (Erin Schaff/The New York Times via AP, Pool)

Tak hanya itu, Biden juga memuji keberanian mereka yang berupaya melindungi integritas demokrasi AS, termasuk Demokrat dan Republik, pejabat dan hakim pemilu, perwakilan terpilih, dan petugas pemungutan suara.

"Bab menyedihkan dalam sejarah kita ini mengingatkan kita bahwa demokrasi itu rapuh. Bahwa demokrasi harus selalu dipertahankan. Bahwa kita harus selalu waspada. Bahwa kekerasan dan ekstremisme tidak memiliki tempat di Amerika. Dan bahwa kita masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai (orang) Amerika, dan terutama sebagai pemimpin, untuk membela kebenaran dan mengalahkan kebohongan," ucap Biden.

Presiden AS dari Partai Demokrat tersebut pun menegaskan tugas yang ada saat ini yaitu mengakhiri apa yang disebutnya "perang tidak beradab dan menyembuhkan jiwa bangsa AS".

Infografis Pemakzulan Jilid II untuk Donald Trump

Infografis Pemakzulan Jilid II untuk Donald Trump. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pemakzulan Jilid II untuk Donald Trump. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya