Liputan6.com, Bangkok- Massa melakukan demo di luar kediaman Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-O-Cha pada Minggu (28/2) waktu setempat.
Berusaha membubarkan aksi tersebut, polisi setempat dilaporkan menembakkan peluru karet serta gas air mata kepada massa.
Aksi protes itu diinisiasi oleh sejumlah kalangan pemuda yang menyerukan mundurnya Prayut Chan-O-Cha.
Advertisement
Massa menganggap PMÂ Prayut Chan-O-Cha telah kehilangan semangat dalam beberapa bulan terakhir setelah gelombang kedua infeksi Virus Corona di Thailand.
Dikutip dari AFP, Senin (1/3/2021) diperkirakan ada sebanyak ada 2.000 demonstran yang terlibat dalam aksi protes itu.
Selain itu, massa melakukan long march dari Monumen Kemenangan di persimpangan Ibu Kota Bangkok menuju kediaman Prayut.
Ada beberapa pengunjuk rasa yang serempak mengenakan topi dan membawa bendera berwana merah.
Ratusan orang kemudian semakin tak terkendali dan menerobos kawat berduri, yang ditempatkan oleh polisi, hingga memicu bentrokan.
Sejumlah demonstran, menurut laporan AFP, terlihat mendorong truk polisi. Polisi kemudian membalas dengan menembakkan gas air mata.
"Mereka sedang mempersiapkan segalanya, perisai, tongkat, air dengan beberapa bahan kimia dan peluru karet," kata seorang pengunjuk rasa kepada salah satu media Thailand.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Berikut Ini:
Meriam Air dan Gas Air Mata
Di tengah ketegangan, polisi menggunakan meriam air dan melepaskan gas air mata dalam upaya untuk membubarkan massa.
Beberapa di antara mereka tampak berteriak, meminta air untuk membasuh muka. Namun, massa tetap bertahan di lokasi unjuk rasa.
Menurut seorang wartawan AFP di lapangan, polisi juga menembakkan peluru karet.
"Tidak terlalu sakit," ungkap seorang pengunjuk rasa kepada sebuah media Thailand.Â
Pendemo itu juga menunjukkan tanda kemerahan di bagian lengannya.
Selain itu, beberapa pemrotes juga melempar botol kaca dan batu bata ke arah polisi. Sementara lainnya bersembunyi di pom bensin terdekat.
Pusat Medis Darurat Erawan menuturkan bahwa 16 pengunjuk rasa mengalami luka dan seorang polisi yang menanggapi protes juga jatuh pingsan.
Seorang perawat di Rumah Sakit Rajavithi mengatakan kepada AFP bahwa petugas tersebut meninggal tetapi tidak menjelaskan keadaannya.
Informasi yang beredar di platform Facebook menyebut adanya 2 demonstran yang ditangkap. Namun, penangkapan itu belum dikonfirmasi oleh polisi.
Advertisement