Liputan6.com, Yangon - Junta militer Myanmar dilaporkan membongkar makam Deng Jia Xi (Ma Kyal Sin), gadis 19 tahun yang tewas pada 3 Maret saat mengikuti demonstrasi yang menentang kudeta.
Gadis remaja yang juga dikenal dengan nama Angel itu tewas setelah aparat menembakkan peluru ke arah kepalanya.
Angel pun menjadi perhatian publik dengan kaos bertuliskan "Everything will be OK" yang dikenakannya saat tengah melakukan demonstrasi.
Advertisement
Laporan stasun televisi pemerintah Myanmar menyebut polisi, hakim, dan dokter telah menggali makan Angel dan melakukan penyelidikan bedah.
Mereka menemukan luka tembak di bagian belakang kepala dan benda berbahan timah berukuran 1,2 x 0,7 cm di otak Jenazah.
Disebutkan juga, peluru tersebut berbeda dengan yang digunakan polisi.
“Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa mereka yang tidak menginginkan stabilitas melakukan penembakan," kata MRTV, seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (7/3/2021).
Di media sosial, penentang kudeta menganggap penggalian itu sebagai penghinaan terhadap Ma Kyal Sin dan keluarganya, dengan maksud memberikan laporan palsu tentang apa yang terjadi.
Sementara itu, seorang juru bicara militer tidak memberikan komentar terkait hal tersebut.Â
Namun, televisi pemerintah mengatakan bahwa otoritas telah meminta izin keluarga untuk menggali makan Angel, tetapi tidak mengkonfirmasi apakah izin diberikan.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kesaksian Warga Sekitar
Para pengunjuk rasa di tempat demonstrasi di Mandalay pada 3 Maret mengatakan mendapat serangan peluru tajam pada saat Ma Kyal Sin terbunuh.
Foto-foto yang dipublikasikan oleh Reuters menunjukkan Ma Kyal Sin menoleh ke arah barisan pasukan keamanan di saat-saat sebelum dia tewas tertembak.
Warga Sekitar menyebut makam Ma Kyal Sin telah digali pada Jumat (5/3) oleh tim yang tiba di bawah penjagaan polisi dan militer dan menjauhkan orang-orang dari lokasi kuburan.
Makam itu kemudian disegel kembali dengan semen baru, dengan sepatu bot karet dan sarung tangan yang tampak dibuang serta apd plastik yang masih terlihat berada di makan pada Sabtu (6/3).
Diketahui bahwa Ma Kyal Sin termasuk di antara sedikitnya 38 orang yang tewas pada 3 Maret dalam demonstrasi yang menentang kudeta militer di Myanmar.
Sementara itu, militer menyatakan pihaknya telah ditahan dalam penggunaan kekuatan, tetapi tidak akan membiarkan aksi protes warga mengancam stabilitas.
Militer Myanmar mengatakan bahwa pihaknya menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi setelah komisi pemilihan menolak tuduhan adanya kecurangan dalam pemilihan umum pada November 2020.
Namun, para pengunjuk rasa menolak janji militer untuk menggelar pemilihan baru dan menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi serta tahanan lainnya.
Advertisement