Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 300 juta dosis vaksin virus Corona COVID-19 telah diberikan di lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Masing-masing orang harus menerima dua dosis suntikan.
Namun, ada perbedaan besar dalam kecepatan kemajuan di berbagai belahan dunia.
Beberapa negara telah mengamankan dan mengirimkan dosis ke sebagian besar populasi mereka - tetapi lebih banyak lagi yang masih menunggu pengiriman pertama mereka tiba. Demikian seperti mengutip BBC, Selasa (9/3/2021).Â
Advertisement
Dengan tujuan untuk memberikan dosis kepada hampir setiap orang dewasa di seluruh dunia, ini adalah program vaksinasi berskala terbesar dalam sejarah.
AS dan China telah memberikan jumlah dosis tertinggi, masing-masing 90 juta dan 52 juta.
Inggris menempati urutan ketiga, dengan lebih dari 23 juta. Tetapi sementara hampir seluruh Eropa dan Amerika telah memulai kampanye vaksinasi, hanya sedikit negara Afrika yang melakukannya.
Banyak negara miskin mengandalkan pengiriman dari Covax, skema internasional yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berusaha memastikan semua orang di dunia memiliki akses ke vaksin COVID-19. Ghana menjadi negara pertama yang menerima vaksin melalui program ini pada 24 Februari.
Covax berencana mengirimkan sekitar dua miliar dosis vaksin secara global pada akhir tahun ini, tetapi banyak vaksin membutuhkan dua dosis per orang.
Â
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Vaksin yang Digunakan
Vaksin yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech ini merupakan yang pertama kali disetujui oleh WHO.
Vaksin ini masih diberikan di sebagian besar negara, tetapi beberapa negara lain telah disetujui untuk digunakan.
Sebagian besar pemerintah memulai dengan dosis untuk usia di atas 60-an, pekerja kesehatan, dan orang-orang yang secara klinis rentan.
Di negara-negara seperti Israel dan Inggris, sudah ada tanda-tanda yang menjanjikan bahwa vaksin mengurangi penerimaan pasien dan kematian di rumah sakit serta penularan komunitas.
Di seluruh dunia, lebih dari 200 kandidat vaksin sedang menjalani uji coba untuk menguji kemanjuran dan keamanannya.
Advertisement