Desak Pemulihan Demokrasi Myanmar, Jokowi Bakal Adakan Pertemuan dengan Pemimpin ASEAN

Presiden Jokowi merencanakan akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin ASEAN.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Mar 2021, 14:34 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2021, 14:34 WIB
Begini Senjata Rakitan Pengunjuk Rasa Anti-Kudeta Militer Myanmar
Pengunjuk rasa anti kudeta menguji senjata rakitan yang dibuat untuk berperang dengan pasukan keamanan pemerintah di Yangon, Myanmar, Rabu (17/3/2021). Demonstrasi menentang kudeta militer Myanmar terus berlangsung dan mendapat tindakan keras oleh pasukan keamanan. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (19/3) menyerukan agar demokrasi dipulihkan, kekerasan dihentikan di Myanmar dan para pemimpin Asia Tenggara untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk membahas situasi di sana.

"Saya akan segera memanggil Sultan Brunei Darussalam sebagai ketua ASEAN untuk secepatnya mengadakan pertemuan tingkat tinggi ASEAN untuk membahas krisis di Myanmar," ujarnya dalam pidato virtual, seperti mengutip Channel News Asia, Jumat (19/3/2021).

Brunei saat ini adalah ketua dari 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

Kepala angkatan bersenjata Indonesia Hadi Tjahjanto juga menyatakan keprihatinan atas situasi di Myanmar dalam konferensi video para kepala pertahanan Asia Tenggara pada hari Kamis, menurut situs web militer.

Pemimpin kudeta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing hadir dalam pertemuan itu, keterlibatan internasional pertamanya sejak merebut kekuasaan.

Indonesia mengadakan pembicaraan intensif dengan militer Myanmar dan perwakilan dari pemerintah terpilih yang digulingkan bulan lalu dalam upaya untuk mengakhiri krisis atas kudeta militer 1 Februari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Desak Pemulihan Demokrasi Myanmar

FOTO: Potret Kerasnya Protes Menentang Kudeta Militer Myanmar
Para pengunjuk rasa berlindung di balik perisai buatan sendiri saat mereka menghadapi polisi selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, 16 Maret 2021. (STR/AFP)

Indonesia telah menjadi pemimpin di ASEAN dalam upaya untuk menyelesaikan gejolak Myanmar. 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan menteri luar negeri Myanmar yang ditunjuk militer, Wunna Maung Lwin, untuk melakukan pembicaraan di Bangkok pada 24 Februari lalu. 

Tentara Myanmar merebut kekuasaan setelah menuduh kecurangan dalam pemilu 8 November yang disapu oleh Liga Nasional untuk Demokrasi Aung San Suu Kyi, menahannya dan sebagian besar pimpinan partai.

Para penentang kudeta telah menggelar demonstrasi selama berminggu-minggu di kota-kota di seluruh Myanmar, dengan sejumlah pengunjuk rasa tewas dalam kekerasan yang terjadi kemudian.

Upaya Indonesia untuk menyelesaikan krisis telah menimbulkan kecurigaan di antara para aktivis demokrasi Myanmar yang khawatir berurusan dengan junta akan memberikan legitimasi dan upayanya untuk membatalkan pemilihan November. Mereka bersikeras bahwa hasil pemilu harus dihormati.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya