Liputan6.com, New Delhi - Sekitar satu dari tiga orang yang dites COVID-19 di New Delhi, ibu kota India, dinyatakan positif, menurut kepala menteri kota itu pada Minggu (18/4).
Warga New Delhi lewat media sosial mengeluhkan kurangnya tabung oksigen, tempat tidur rumah sakit serta obat-obatan, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (20/4/2021).
Baca Juga
"Kekhawatiran yang lebih besar adalah dalam 24 jam terakhir, tingkat positif telah naik menjadi sekitar 30 persen dari 24 persen," kata Arvind Kejriwal dalam konferensi pers.
Advertisement
"Kasus-kasus naik tajam. Tempat tidur terisi dengan cepat," katanya.
Angka infeksi di India telah meningkat. Jumlah kasus baru mencapai rekor terbanyak pada Sabtu (17/4), yaitu 261.394.
Begitu pula tingkat rata-rata kasus baru dalam tujuh hari yang kini menjadi hampir 1.430.000, menurut Pusat Data Virus Corona Johns Hopkins.
Dengan sekitar 14,8 juta warga yang terinfeksi COVID-19, India adalah negara kedua dengan kasus terbanyak di dunia, setelah AS, dengan 31.6 juta kasus.
Menurut John Hopkins, India baru memvaksinasi lebih dari 1 persen populasinya.
Saksikan Video Berikut Ini:
Faktor Gelombang Kedua COVID-19
Menurut para ahli, pembukaan ekonomi secara penuh setelah penguncian yang melumpuhkan tahun lalu, festival keagamaan massal, dan demonstrasi politik di negara bagian yang mengadakan pemilihan, telah memperburuk infeksi pada gelombang kedua.
Hampir satu juta umat memadati tepi Sungai Gangga di kota utara Haridwar pada Senin (12/4) untuk bergabung dalam festival Kumbh Mela atau festival kendi selama berbulan-bulan, hingga mempertaruhkan lonjakan infeksi.
"Kerumunan di sini melonjak ... polisi terus-menerus mengimbau orang-orang untuk menjaga jarak sosial," kata pejabat polisi Sanjay Gunjyal kepada Reuters di situs tersebut.
Pemilihan juga dijadwalkan di empat negara bagian besar bulan ini, dengan Perdana Menteri Narendra Modi akan melakukan perjalanan ke negara bagian timur Benggala Barat untuk mengatasi demonstrasi yang akan menarik ribuan orang.Â
Advertisement